23.

2.8K 261 45
                                    

📌 23 Januari 2020

Happy Reading

~

Lily menatap Kevin yang saat ini duduk di sampingnya sambil mengulas senyum kecil. Masih tidak percaya Kevin datang ke Inggris hanya untuk meminta maaf dari dirinya.

Padahal turnamen Denmark sudah hampir mulai. Kan?

Dahi Lily mengernyit, kemudian matanya melirik Kevin. Lily memutar bola mata ke atas. Seperti mengingat-ingat sesuatu.

Turnamen Denmark hampir mulai.

Kan?

"Eh, Kak Kevin ngapain di sini?!" pekik Lily tiba-tiba.

Hp yang tadi berada di tangan Kevin sempat terlempar karena terkejut.

"Kenapa, sih?! Bikin kaget," ujar Kevin sambil mengelus dada.

"Kenapa-kenapa! Kak Kevin tuh yang kenapa! Kenapa ke sini sih?!" balas Lily.

Dasar cewek pms.

"Loh, lo nggak suka gue di sini?" tanya Kevin sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Siapa yang bilang nggak suka?! Lily nggak ngomong gitu!" tuding Lily sambil menatap tajam Kevin.

Kevin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bingung mau ngerespon gimana.

Takut salah ngomong. Terus nyakitin Lily lagi. Nanti berantem lagi.

"Enggak, maksudnya tu. Kenapa?" ujar Kevin, bingung sendiri bagaimana menjelaskan pada Lily.

"Kenapa— kenapa? Emang kenapa?" tanya Lily sambil menatap Kevin polos.

Kevin menatap Lily tidak percaya.

"Tadi kenapa? Tiba-tiba bikin kaget," ujar Kevin.

"Oh, Kak Kevin! Ngapain di sini?!"

"Kan mau minta ma—"

"Kan harusnya turnamen! Harusnya ke Denmark! Bukan Inggris!"  potong Lily sembari menatap Kevin tajam.

"Iya. Tapi mampir dulu ke sini," balas Kevin.

"Mampir mampir! Ck, buruan sana ke Denmark! Nanti ketinggalan turnamennya!"

"Kan masih besok-besok, berangkat nanti sore dari sini ke Denmark juga sampe," ujar Kevin.

"Emang kalo turnamennya besok-besok Kak Kevin nggak butuh istirahat hari ini?" tanya Lily.

"Emm, asal ketemu lo, kayanya gue nggak butuh istirahat juga udah kuat," ujar Kevin sambil tersenyum kecil.

Lily terdiam. Pipinya menghangat dan memerah mendengar ucapan Kevin. Ia menahan senyum yang hampir saja lepas di bibirnya.

Kemudian membuang pandangan ke arah lain selain Kevin.

Kevin tersenyum tipis ketika melihat tingkah laku Lily.

Mendadak, Teta terlihat melintas di depan keduanya sambil menenteng tote bag.

Membuat Lily mengernyitkan dahinya heran.

"Ta," panggil Lily.

Teta menoleh dan mengangkat dagu. Isyarat bertanya, ada pada Lily memanggil namanya.

"Mau kemana?" tanya Lily sambil mendekat.

"Kampus lah, liat jam deh," jawab Teta sambil menunjukkan jam di hp.

Lily menepuk dahinya.

"Mampus. Lagi ada Kak Kevin lagi, masa gue ke kampus," ujar Lily sambil memanyunkan bibir.

Enough | Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang