4.

4.3K 373 30
                                    

📌 7 November 2019

Happy Reading

~


"LILY!"

Senyum Lily mengembang ketika teriakan bahagia itu terdengar. Itu adalah mamanya, Dara.

Baru saja ia dijemput oleh Anthony dari hotel tempatnya beristirahat. Dan kini ia sudah sampai di rumah kedua orangtuanya.

"Mama!" balas Lily sambil tersenyum.

Lily berlari memeluk Dara. Meninggalkan Anthony yang berada di belakang sambil menggeret kopernya.

"Mama kangen sekali sama kamu," ujar Dara sambil memeluk erat Lily.

"Lily jugaaa," rengek Lily manja.

"Eh, Anthony. Makasih ya sudah mau jemput Lily di bandara," ujar Dara.

"Iya, Tan, sama-sama," balas Anthony sambil tersenyum kecil.

Lily hanya tersenyum geli melihat wajah Anthony. Tahu bahwa sepupunya itu pasti masih kesal karena tadi dia sempat beristirahat di hotel.

"Masuk dulu yuk, Tante masak banyak lho," tawar Dara sambil menepuk pundak Anthony.

Anthony hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan Dara. Mereka bertiga pun memasuki rumah.

Anthony dan Lily memilih untuk duduk di ruang tamu sebentar sebelum ke ruang makan. Sedangkan ibu Lily tampak asyik menyiapkan makanan di ruang makan.

"Ly," panggil Anthony.

Lily hanya menoleh ke arah Anthony. Memberi isyarat ada apa pada sepupunya itu.

"Lo tadi ke hotel dianter siapa?" tanya Anthony.

Mengingat kejadian tadi. Senyum di bibir Lily mendadak terukir begitu tulus.

Ia menundukkan kepalanya sebentar untuk menatap lantai. Merasa bahwa pipinya menghangat dan jantungnya berdebar kencang.

"Kevin," jawab Lily.

Lily kembali menatap Anthony yang kini menampakkan raut wajah tidak suka.

"Onik? Kenapa?" tanya Lily.

"Kenapa sama Kevin?!" tanya Anthony menaikkan sedikit suaranya.

Lily membelalakkan matanya kaget. Anthony kenapa?

* * *

Kevin menghela napas berat. Ia menatap foto di hp nya itu dengan perasaan campur aduk.

Dahinya berkerut menahan kesal. Kekecewaan di masa lama, dan sakit yang masih terasa. Ia menghela napas kasar. Kemudian membuang hp nya ke kasur.

Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk.

"Pin! Maem kuy! Aneta masak banyak nih di kantin!"

"Haloo! Cina medhok!"

"Lurrr cepet lurrr!"

Teriakan Fajar terdengar di telinga Kevin. Mau tak mau Kevin keluar dari kamar. Daripada membuat Fajar tambah sengklek otaknya.

Melihat Kevin sudah keluar, Fajar memperlihatkan barisan giginya.

"Berak lu? Lama amat dah," ujar Fajar.

Enough | Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang