Enough | Kevin Sanjaya

6.

📌 7 Desember 2019

Happy Reading

~

BRAKK!

"Astaga!"

Lily mengusap lengannya yang baru saja berciuman dengan lantai. Sungguh, rasanya begitu sakit.

Namun, dengan segera ia bangun dan meraih hp yang sejak tadi berbunyi. Tanpa melihat siapa yang menelepon pun, Lily sudah paham siapa yang senang sekali menganggunya.

"Apa sih, Tet!" tanya Lily kesal.

"Tet-tet! Ta, bukan Tet!"

"Bodo."

"Baunya bangun tidur nih," ujar Teta.

"Hmm."

"Pamali loh, tidur sore-sore," ujar Teta.

"Masih percaya aja sama yang begituan. Telpon mau ngomong apa sih?" tanyanya.

"Ngegas ihhh. Ga suka," jawab Teta pura-pura sedih.

Memang dibutuhkan kesabaran ekstra untuk menghadapi manusia sejenis temannya ini. Lily menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya.

"TETA!"

"Hehe, iya-iya. Eh, Sabtu pelatnas yuk!" ajaknya antusias.

"Pelatnas? Lo pulang ke Indonesia?"

"IYA DONG! Lo harus tau, Ly, betapa menderitanya gue tanpa lo di Inggris! Gue makan omelette tiap hari ih. Makin kurus gue, Ly," rengek Teta.

Perempuan itu menahan tawanya yang hampir lepas. Kemudian berdeham sebentar dan berniat melanjutkan obrolan.

Mendadak dia mendengar suara ramai-ramai dari bawah. Begitu mengenali suara sepupunya, ia yakin salah satu dari sumber keramaian itu adalah Anthony.

Tunggu, ramai tapi salah satu dari pemilik suara adalah Anthony. Lantas sisanya, suara siapa?

"Teta, sebentar ya. Gue tutup dulu, kayanya di bawah ada tamu."

* * *

"Iya duduk dulu, duduk!"

"Hehe, iya, Tan."

Suara pintu dari lantai atas terbuka. Membuat Dara yang tadinya sedang mempersilakan masuk tamu menoleh ke atas.

Menemukan putrinya yang baru saja bangun dari tidur. Ia tersenyum kecil.

"Sini, Ly! Turun, ada Anthony sama temen-temennya loh!" ujar Dara.

Mendengar panggilan Dara, Lily segera segera turun untuk menemui Anthony dan teman-temannya.

Dara tersenyum, "Tante tinggal ke dapur dulu ya."

"Iya, Tan. Hati-hati ya!"

Dara tersenyum kecil mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan Fajar.

"Eh, Neng Geulis!" sapa Fajar.

Lily hanya tersenyum. Ia kemudian menoleh ke arah Anthony.