16.

3K 266 37
                                        

📌 27 Desember 2019

Happy Reading

~

"Udah?"

Jam masih menunjukkan pukul lima lebih lima menit. Namun suara Anthony sudah terdengar di depan rumah Lily.

Seperti ucapannya kemarin, Anthony ke sini untuk menjemput Lily, dan mengantarnya ke bandara.

Lily menggigit bibir sambil memperhatikan Anthony yang tengah memasukkan kopernya. Kemudian, ia merasa lengannya disentuh perlahan oleh ibunya, Dara.

Lily menoleh ke arah ibunya, tersenyum kecil kemudian sibuk memeluk Dara.

"Lily masih kangen mama," ucap Lily.

Dara mengusap pelan rambut putrinya, "Kan besok masih bisa pulang lagi. Lagian, kamu masih bisa vidcall mama, kan?"

"Tapi kan masih lama. Masih habis wisudaa," rengek Lily.

"Ya nggak papa, kan kalo wisuda, nanti mama yang ke sana," ujar Dara.

"Ih, Mama mah, masa nggak papa kalo nggak ketemu Lily lama banget!" ujar Lily sambil memanyunkan bibirnya.

"Nggak papa lah, toh juga nantinya kamu pulang juga kan?"

Lily semakin memanyunkan bibir. Ini sebenernya ibu nya masih ingin dia di Indonesia nggak sih?

"Yok, Ly!" ajak Anthony sambil menatap Lily.

Lily masih memanyunkan bibir. Tapi kemudian segera melepas pelukannya pada Dara.

"Kalau Lily nggak pulang-pulang, gimana?"

"Mama yang bikin kamu pulang," ujar Dara gemas.

"Caranya?"

"Emm, coba tebak, apa yang bakal bikin anak mama ini pulang selain buat liburan?"

"Nengokin ayah!"

Dara tertawa pelan mendengar jawaban sang anak.

"Lily pergi lagi ya, Mamah sehat-sehat," pamit Lily sambil tersenyum kecil.

Dara tersenyum sebagai jawaban. Kemudian mengusap lengan Lily sebelum akhirnya Lily memasuki mobil. Dan melaju menuju bandara.

* * *

Lily membenarkan letak syalnya yang hampir saja jatuh. Kemudian kembali menarik koper.

Ia baru saja sampai bandara setelah melalui perjalanan kurang lebih lima belas menit. Jam baru menunjukkan pukul lima lebih tiga puluh dua menit namun tempat ini sudah ramai.

"Take off jam berapa?" tanya Anthony.

"Jam enam deh kalo nggak salah," jawab Lily.

Lily mengembuskan napas kecil. Masih tidak rela untuk kembali ke Inggris secepat ini. Atau mungkin.

Masih tidak rela untuk meninggalkan Kevin di sini?

Lily dan Anthony berjalan menuju sebuah kursi tunggu. Mendudukkan diri di sana dengan nyaman.

Punggung Lily bersandar pada sandaran kursi. Mencoba mencari kenyamanan sambil sesekali melirik Anthony.

"Kenapa?" tanya Anthony sambil menoleh penuh ke arah Lily.

Lily menggigit bibir bawahnya, kemudian tersenyum kecil.

Enough | Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang