27.

2.5K 246 67
                                    

📌 8 Maret 2020

Happy Reading

~

Lily masih menyeret kopernya tak tentu arah. Jujur saja, ia tak tahu harus pergi ke mana saat ini. Ia masih berada di Denmark, dan belum kembali ke Inggris seperti permintaan Kevin.

Dia masih tidak ingin kembali ke Inggris meski sudah diusir Kevin.

Lily menghela napas, kemudian menengadahkan wajah ke atas. Menatap langit biru, kemudian membuang pandangannya ke arah jalanan Denmark yang cukup padat.

Kembali ia melangkahkan kaki menapaki trotoar sambil menyeret kopernya.

"Lily?"

Lily menoleh ke arah kirinya ketika sebuah suara memanggil namanya.

"Brian?" ucap Lily sambil tersenyum kecil.

Brian. Lelaki yang sudah lama tak Lily temui kini berdiri di hadapannya.

Terakhir ia bertemu dengan Brian, adalah semalam sebelum Kevin datang ke apartemennya untuk meminta maaf. Brian melemparkan senyum kecil.

"Lo ngapain di sini?" tanya Lily masih dengan senyum kecil.

"Nemenin sepupu gue," ujar Brian.

"Sepupu? Sepupu lo ngapain di sini?" tanya Lily antusias.

"Ada, lah. Kepo lo," balas Brian sambil menarik pelan hidung Lily.

Lily mengerucutkan bibir, kemudian mengusap hidungnya yang baru saja ditarik pelan oleh Brian.

"Heran ya, di Eropa seluas ini, kenapa bisa ketemu sama lo terus," ucap Lily.

"I'm your god's decree, maybe?"

Lily terdiam, kemudian tertawa canggung sambil menyenggol lengan Brian.

"Ngaco banget lu," ujar Lily disela tawanya.

Brian hanya tersenyum sambil mengedikkan bahunya. Ia kemudian mengamati Lily yang tangan kanannya masih memegangi kopernya erat.

"Lo sendiri, baru sampe Denmark?" tanya Brian.

Kedua alis Lily terangkat, matanya membulat lucu. Seakan mengerti tatapan Brian yang melirik koper, Lily ikut melirik kopernya sendiri.

Perlahan Lily menghembuskan napas panjang, lalu mencoba menunjukkan senyum terbaiknya.

Kepalanya menggeleng perlahan, kemudian menatap Brian.

"Tadi Lily mau pindah hotel, tapi nggak tau hotel yang masih kosong. Banyak yang udah penuh, kan ada Denmark open," ucap Lily sambil berusaha membuang semua ucapan Kevin yang tiba-tiba saja terlintas.

Brian mengernyitkan dahinya, "Emang hotel lo sebelumnya kenapa?" tanya Brian.

"Hah?!"

"Hotel lo sebelumnya kenapa?" tanya Brian.

"Anu, pas bagian kamar punya Lily lampunya mati, i—iya, lampunya mati!" ujar Lily gugup sambil meringis.

Enough | Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang