7.

3.7K 345 34
                                        

📌 10 Desember 2019

Happy Reading

~

Kevin menyisir rambutnya yang basah ke belakang. Menuruni jetski yang baru saja membelah lautan.

Setelah meninggalkan Denira sendirian di kafe. Kevin lanjut untuk menemui teman-teman jetskinya.

"Wess bro, makin jago aja lo!" sapa teman Aero.

"Jelas lah, Kevin."

Mereka sama-sama tertawa sembari berjalan menuju anak-anak yang lain.

"Makan dulu kuy! Laper gue," celetuk Nazla.

"Ayok, lah. Gue juga laper!"

"Makan-makan! Kevin yang bayar!" seru Anin.

"Anjir! Nggak gue sendirilah yang bayar!" protes Kevin tidak terima.

"Jangan pelit, lu kan orang kaya!"

"Ya tapi nggak gue sendiri njir!" ujar Kevin sambil memajukan bibir.

"Wuih, pacarnya Denira sok imut!" ledek Anin.

"Nggak usah sebut-sebut dia lu!" balas Kevin.

"Pacar tercinta ya, Vin!" ledek Anin sambil tersenyum miring.

"Bangke lo, Nin."

Rasa kesal membuat Kevin berlalu meninggalkan teman-temannya lebih dulu. Ia tak suka nama Denira mendadak disebut-sebut seperti tadi.

"Lo sih, Nin! Udah tau Kevin nggak suka denger nama Denira," ujar Nazla sambil mencubit kecil lengan Anin.

"Biar aja. Biar cepet sadar tu orang," balas Anin.

"Tapi nggak gitu juga."

Anin mengeraskan rahang. Menatap kepergian Kevin dengan mata tajam.

"Digituin juga dia masih pacarankan sama Denira sampai sekarang? Nggak tau lagi gue dia mikir apa."

* * *

Lily memasang wajah cemberut. Bukan. Bukan karena tidak jadi jalan-jalan. Tapi karena ia merasa salah kostum.

Ia tak tahu kalau ternyata anak-anak pelatnas berencana mengajak ia melihat sunset di tempat yang sama-sama digunakan jetski oleh Kevin.

Bodohnya juga dia mengiyakan ajakan anak-anak tadi tanpa bertanya ke mana tujuan mereka pergi.

"Jangan cemberut dong, Neng," ujar Fajar sambil mencolek lengan Lily.

Anthony menarik tangan Fajar, "Tangan ya, Jar."

"Duh, kenapa nih? Cemberut terus dari tadi," tanya Mitzi sambil menyenggol pelan lengan Lily.

Ya, Mitzi. Pacar Anthony itu juga ikut setelah dijemput ketika mereka sedang diperjalanan menuju tempat ini.

"Salah kostum, Ci," sahut Lily datar.

Mitzi terkekeh melihat calon adik sepupunya itu. Ya benar sih salah kostum, yang lain pakai sandal jepit, dia pakai flatshoes. Yang lain pakai kaos pendek, dia pake kaos lengan panjang.

"Copot aja sepatunya, taruh mobil," ujar Mitzi.

"Jauh," rengek Lily.

"Lily! Sini, Ly! Airnya dingin nih!" teriak Apri dari tepian.

Bibirnya manyun. Bisa-bisanya Apri ngajak main air, padahal tadi dia ngeledekin Lily yang salah kostum di mobil.

Lily memilih berjalan ke arah kursi yang berada di dekat sana. Mendudukkan diri dengan nyaman dan mencoba menghilangkan rasa kesalnya.

Enough | Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang