12.

3.4K 294 48
                                        

📌 22 Desember 2019

Happy Reading

~

Lily memandang langit-langit kamar dengan sebal. Pagi ini badannya terasa tidak fit, hidungnya tiba-tiba mampet dan badannya panas dingin.

Tadi ia sempat mengukur panas tubuhnya, dan sepertinya ia memang demam.

Entah apa yang merasukinya semalam hingga membuatnya demam seperti ini.

Lily meraih hp nya yang berada di samping. Membuka notifikasi chat yang masuk, dimana salah satunya dari Anthony.

Ia mencoba menarik ingusnya kembali ke dalam sebelum membalas pesan Anthony.

Onik Onik :

Minta tolong anterin sepatu gue di apart ke pelatnas

Vallodly :

Ga bisa. Baru nggak fit

Onik Onik :

Sakit lu?

Vallodly :

Panas, 38.5 tadi

Onik Onik :

Tante?

Vallodly :

Belanja dari tadi
Belum pulang sekarang

Setelah menunggu beberapa menit, tidak ada balasan apapun dari Anthony. Lily memilih menaikkan selimut sampai ke leher.

Memejamkan matanya yang sama sekali tidak bisa diajak kompromi. Rasanya panas, dan perih ketika ia mencoba tidur.

Lily berdecak sebal, kepalanya sudah sepusing ini dan matanya sepanas ini masih juga tidak bisa beristirahat.

Beberapa menit kemudian, bel rumah terdengar. Membuat Lily yang tadinya hampir berhasil tertidur kembali terbangun.

Ya Tuhan! Lily cuma mau istirahat sebentar!, batin Lily sambil mengusap matanya yang berair.

Ia meraih selimut untuk membungkus tubuh. Kemudian turun untuk membukakan pintu.

"Siap-



Kak Kevin?"

* * *

Lily mempersilakan Kevin untuk duduk di ruang tamu, karena tak mungkin juga mengusir Kevin yang sudah rela datang pagi-pagi seperti ini.

Soal kecewa semalam yang Kevin sebabkan. Lily memilih untuk memaafkan Kevin. Toh sudah biasanya Kevin membuat hatinya kecewa.

Belum lagi kenyataan yang memang, Kevin ini siapanya? Kenapa juga ia harus berharap Kevin datang dan meminta maaf?

Semudah itu Lily memaafkan Kevin. Ya. Semudah itu.

Lily meletakkan dua gelas minuman di meja ruang tamu. Kemudian membenarkan selimutnya yang jatuh dari bahu.

Ia menarik ingus, kemudian mendudukkan diri di sofa ruang tamu seberang Kevin.

"Maaf ya, Kak. Cuma ada itu, mama belum pulang," ujar Lily sambil mengeratkan kain besar itu.

Enough | Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang