52.

2.3K 225 106
                                    

📌 16 Juni 2020

Happy Reading

~

Lily menatap foto rusa di hp. Senyumnya lepas ketika tiba-tiba saja sebuah tangan mengusak rambutnya pelan. Membuat dia mendongak untuk melihat siapa pelakunya.

"Ngeliatin apa?"

"Ini, lucu ya?" tanya Lily sambil menyodorkan hp-nya ke Kevin.

"Ah, lucuan gue," jawab Kevin sambil memiringkan kepalanya.

"Dih, dari segi mana lucunya?"

"Segitiga," jawab Kevin sambil terkekeh.

Lily hanya tertawa pelan. Membuat Kevin kembali mengusak rambutnya. Setelahnya mendudukkan diri di samping Lily.

Lily masih sibuk dengan hp-nya. Menatap rusa-rusa yang tengah memakan rumput.

"Ly," panggil Kevin.

"Iya?"

"Lily," ulang Kevin.

"Apa?" sahut Lily tanpa menoleh ke arah Kevin.

Merasa diabaikan, Kevin menarik hp Lily. Kemudian menyembunyikan benda itu di belakang tubuhnya.

Helaan napas lepas dari bibir Lily. Ia kemudian menoleh ke arah Kevin sembari tersenyum.

"Siniin hp-nya," pinta Lily.

Kedua tangannya disodorkan ke arah Kevin, namun lelaki ini masih kekeuh menahan hp Lily.

"Kak," panggil Lily tanpa menghilangkan senyum terpaksa.

"Nanti gue dicuekin," ujar Kevin sambil membuang muka.

Kedua alis Lily terangkat. Sejak kapan Kevin jadi seperti ini pada dirinya?

"Enggak. Siniin hp-nya," pinta Lily.

"Beneran?" tanya Kevin memastikan.

"Iyaa," jawab Lily.

Kevin memberikan kembali hp Lily. Namun lagi-lagi Lily terlihat sibuk dengan hp itu.

"Tadi katanya gue nggak dicuekin!" kata Kevin tiba-tiba.

Lily tertawa kecil. Menoleh ke arah Kevin dan meminta maaf.

"Lily pengen ke sini deh," ujar Lily.

"Baluran?"

Kepala Lily mengangguk dengan semangat. Matanya kembali menatap foto di hp yang berlatar Taman Nasional Baluran.

"Mau?" tanya Kevin.

"Eh, mau apa?" tanya Lily sambil menoleh ke arah Kevin.

"Ke sana," jawab Kevin.

"HAYUK KALO GUE MAH, PIN!"

Tiba-tiba saja, Fajar yang entah datang darimana membuat Kevin dan Lily mengangkat bahu terkejut.

Enough | Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang