Part 2: Manusia batu

4.4K 132 4
                                    

hai!
sebelum dibaca jgn lupa vote😔
makasih

selamat membaca

••

KRING...

Suara bel istirahat berbunyi nyaring. Seluruh murid berhamburan keluar dari dalam kelas nya, tempat tujuan utama tidaklah asing jika bukan kantin.

Pandangan murid terfokuskan kepada sosok pria yang tengah berjalan melewati koridor menuju kantin, ia merupakan murid baru yang menjadi obrolan hangat disekolah, ia merupakan pindahan dari Bandung.

Bernamakan Davino Abraham Sebastian. Pria yang pernah menjadi mantan wakil ketua geng motor yang ada di salah satu sekolah di Bandung, ia pindah ke Jakarta karena memang keinginan nya.

Selain tampang nya yang tampan, karena ia memiliki bakat bermain basket itu juga salah satu nya ia di idamkan banyak wanita. Sudah tidak heran lagi baginya saat mendengar pujian dari orang, walaupun ia merasa risih.

"Vin, kita kesana aja ya?" ajak Zeno, teman baru Vino di sekolah ini.

"Iya, gue ngikut aja!" angguk nya mengiyakan.

Mereka berdua berjalan menuju bangku yang ada di ujung, memesan makan dan minum. Semua pandangan manusia yang ada di kantin terutama para cewe-cewe fokus menatap Vino, entah apa yang ada di benak nya itu.

"Enak ya, jadi ganteng kayak lo," cibir Zeno menyindir Vino.

Vino tersenyum kecil. "Risih gue sebenarnya!" tukas nya dingin.

"Vin, harusnya lo manfaatin dengan tampang lo yang ganteng gini," bisik Zeno licik.

"Apa maksud lo?"

"Ya, lo kan bisa deketin semua cewe sekaligus, tanpa sepengetahuan mereka." ujar nya.

"Udah sering gue, cuman sekarang udah nggak lagi." jawab Vino santai.

"Kenapa?"

"Capek gue berurusan sama cewe!" jawab Vino malas.

"Halah kalo udah ketemu cewe juga lo bakalan mleyot, bro!" ejek Zeno.

"Kalau gue jadi lo ya, udah gue gebet semuanya men!" ucap Zeno merasa pede, walaupun ia memiliki tampang yang sederhana tapi Zeno juga tidak kalah dalam hal memikat hati perempuan.

"Ya udah, lo mau makan apa?" tawar Zeno.

Vino terdiam sejenak berpikir. "Samain aja kayak lo." jawab nya.

Zeno berdiri pergi ke kedai siomay favorit di SMA Permata, selain itu ada menu kesukaan seluruh murid di situ ialah batagor Mang Asep, beuh dijamin ketagihan.

Di tempat lain. Empat semprul tengah berjalan berjejeran layaknya fashion week dengan raut wajah yang tengah menahan kelaparan.

Bunyi perut Budi, membuat ia merasa tidak tahan ingin segera menyuap batagor.

"Kalian mau makan apa?" tawar Fani.

"Kayak biasa aja." sahut Keira menjawab.

Fani menoleh ke dua kunyuk itu, seolah bertanya mereka menginginkan apa.

AYO MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang