Part 24: Hukuman

634 39 1
                                    

haiiii
welcome
jgn lupa vote yaa>3
vote aja tp ga follow
chuaks
thank youuu
ilove u ol

••

Pagi hari datang menyambut membawa matahari yang mencerahkan seluruh hati manusia yang akan beraktivitas saat itu.

Sangat bermacam-macam kegiatan yang akan dilakukan oleh manusia saat pagi hari. Mulai dari yang bekerja, bersekolah, mengantarkan anak sekolah, mengantarkan suami, dan masih banyak lagi.

Hal yang sangat wajar bukan. Namun, berbeda dengan Keira, hari ini ia bangun terlambat padahal semalam ia tidak tidur malam atau begadang.

Jarum jam menunjukkan ke angka setengah tujuh namun keberadaan Keira masih berada di rumah, suasana rumah sangat sunyi karena bunda ia pergi belanja ke pasar yang diantar oleh Kalvin.

Padahal Keira sangat biasa jika ia harus bangun pagi tanpa dibangunkan oleh siapa saja, mungkin ini adalah sebuah kebiasaan yang tak pernah kabur dari kehidupan Keira, yaitu keseringan terlambat.

Setelah bersiap-siap dengan cepat gadis itu melajukan motornya secepat kilat. Tak peduli berapa banyaknya kendaraan lain yang membunyikan klakson kepada Keira, asalkan ia bisa datang sebelum gerbang sekolah tertutup.

Di lain tempat. Di kelas 12 IPA 2, Fani dengan dua sejoli itu merasa bingung kenapa tidak ada tanda-tanda kehadiran temannya yang selalu terlambat itu.

"Telat lagi pasti dia nih." ujar Budi menebak.

"Nggak, palingan juga ntar dateng dia," sahut Tio.

"Gimana, kalo kita taruhan aja?" tantang Budi menoleh ke arah Tio.

"Boleh, kalo tebakannya yang salah, seporsi mie ayam pak Mat, gimana?" ujar Tio mengiyakan.

Sangat konyol bukan. Bagaimana Fani tidak menggelengkan kepala melihat kelakukan dua manusia itu.

"Oke, Deal." jawab Budi sembari berjabatan tangan.

"Eh, kalian nggak ada kerjaan banget ya, pake acara taruhan segala!" protes Fani menyahut.

"Lo mau ikutan, Fan?" tawar Budi dengan cengirnya.

"Gak." tolak Fani.

"Ngapain sih, udah tau temennya nggak dateng, pake dibikin taruhan segala," oceh Fani.

"Lumayan Fan, kalo gue menang, dapet mie ayam bro!" ujar Budi pede.

"Nggak lah, gue pasti yang menang!" sahut Tio.

"Gue lah," ucap Budi.

"Gue!"

"Gue!"

"Eh, bisa diem nggak?" potong Fani memberhentikan mereka berdua.

"Itu, Keira udah dateng!" ujar Fani menunjuk Keira yang berada di ambang pintu.

Sontak mereka menoleh secara bersamaan, melihat Keira yang baru saja datang dengan napas yang terengah-engah itu membuat Tio merasa bahagia karena berhasil mendapatkan satu porsi mie ayam.

AYO MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang