Part 53: Salah paham

415 23 3
                                    

halo hola
hola halo
welcome gaiisss

happy reading yaa teman

(。•́︿•̀。)

••

Semua murid SMA Permata berhamburan keluar menuju papan informasi yang ada di sebelah tangga menuju lantai atas. Banyak dari mereka yang penasaran dengan hasil nilai ujian setelah selesainya ujian akhir semester dilaksanakan, seminggu setelah selesainya ujian nilai pun muncul yang diumumkan di papan informasi.

Karena merasa penasaran mereka pun berdesak-desakan untuk melihat hasil yang sudah mereka lakukan dari ujian akhir kemarin, berbagai ekspresi dari wajah mereka setelah melihat hasil di papan informasi itu, mulai dari senang, merasa kecewa, merasa biasa saja bahkan ada juga yang timbul amarah karena nilai tidak sesuai ekspektasinya.

Seorang pria bersama teman sekelasnya pun melihat papan informasi disaat situasi sudah tidak terlalu ramai, ia mencari-cari nama nya di daftar nilai tersebut hingga akhirnya menemukan yang nilainya memang cukup memuaskan, tapi dirinya tetap tampil biasa saja saat melihat nilai itu.

Di susul juga oleh temannya yaitu anak-anak dari tim basket yang juga sama melihat nilai dari hasil mereka, masih cukup memuaskan bagi mereka walaupun nilainya tidak begitu tinggi.

"Gimana, Ga?" tanya Zeno kepada Arga.

"Yah, lumayan lah," jawab nya santai.

"Lo, gimana?" tanya nya balik.

Zeno mengangguk cepat. "Oke lah," jawab nya.

"Oh iya, Vino mana?" tanya nya melirik tak ada kedatangan Vino disana.

"Tuh, dia." tunjuk Arga saat melihat Vino berjalan ke arahnya.

"Woi, bro! Gimana gimana, nilainya?" ujar Vino yang baru saja dari kelas.

"Ya, lo liat aja sendiri." ujar Zeno.

Setelah Vino melihat nilainya disana, tak ada reaksi apapun darinya. "Ya udah, ngopi aja ayo, gimana?" ajaknya membahas topik lain.

"Gas in lah!" angguk Arga.

"Ayo!" sahut dari mereka.

Mereka pun pergi tanpa memikirkan soal nilai, mereka memang bisa dikatakan anak-anak yang rajin dan pintar meskipun sedikit nakal dan selalu bodoamat soal nilai, setidaknya mereka sudah bisa berhasil membuat nilainya diatas 80.

Tak heran jika mereka berada dikelas jurusan IPA, bukan karena mereka pintar dari lahir melainkan kebanyakan dari kelas mereka bisa masuk dijurusan tersebut karena hoki atau kebetulan dengan mengandalkan nilai mereka saat SMP.

Berbeda di kelas Keira, justru ini kebalikannya dengan kelas mereka yang rata-rata isi muridnya anak dari tim basket. Di kelas Keira sudah jelas isinya adalah murid yang memiliki jiwa ambisius, melihat nilai yang dibawah 95 saja mereka masih meringis kesakitan, merasa kurang puas dengan hasilnya.

Keira dengan ketiga temannya berjalan menuju papan informasi, mereka merasa penasaran sekaligus takut dengan hasil. Disaat sudah melihat, ekspresi mereka pun terlihat sangat senang dan lega akhirnya bisa mendapatkan nilai yang memuaskan.

AYO MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang