Part 19: Kesekian kalinya

736 46 0
                                    

welcome
jangan lupa like and subscribe
vote and follow maksudnya

okei

selamat membacaa~~

••

Kring...

Alarm berbunyi nyaring tapi tak ada respon sama sekali, sama seperti para korban hts atau hubungan tanpa status yang tak pernah ada respon mengenai apa maksud dari hubungan yang dibangun.

Pagi ini yang cerah, Keira bangun disambut dengan suara alarm yang sangat nyaring hingga menusuk gendang telinga dan hampir pecah mungkin.

Gadis bertubuh ideal dengan rambut memanjang di punggung itu berdiri dari tidurnya kemudian melangkahkan kaki menuju sebuah cermin besar di sebelah ranjang kasur.

Ia menatap dirinya sebentar dengan wajah bantal nya itu dengan rambut berantakan yang tinggi setinggi menara, ia merasa bahwa hari ini sudah cukup cantik walau setelah bangun dari tidur namun ia tetaplah cantik dan manis.

Keira mengambil handuk di gantungan yang ada disana kemudian ia melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah.

Setelah selesai melewati beberapa tahap untuk menyiapkan diri, Keira melangkah keluar menuju dapur namun karena waktu hanya tersisa sedikit lagi ia memutuskan untuk tidak ikut sarapan bersama bunda dan abangnya.

"Bunda, Keira berangkat ya!" teriak Keira lantang.

Mendengar itu, Tika yang merasa terpanggil menghampiri putrinya kemudian bertanya kepadanya.

"Loh, kenapa nggak sarapan sayang?" tanya Tika khawatir.

Keira menggeleng pelan. "Maaf bun, Keira hampir telat nih, bunda makan sama abang aja ya," jelas nya.

Tika menatap dengan tatapan sendu namun tetap tersenyum, ia tak mungkin membiarkan Keira terlambat walaupun hanya ada sedikit kemungkinan Keira tidak terlambat.

"Ya udah deh bun, aku pamit ya, dadah bunda!" ucap nya mencium punggung tangan Tika.

"Assalamualaikum, bunda." teriaknya.

"Waalaikumsalam, hati-hati sayang bawa motornya!" balas Tika berteriak.

Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai sekolah jika tepat waktu, namun karena kondisi jalan yang tidak mendukung Keira lagi-lagi sampai ke sekolah dengan kondisi gerbang sekolah yang sudah tertutup.

Bukan hanya Keira sebagai siswa yang terlambat, melainkan banyak juga yang ingin bersilahturahmi dengan pak Agus.

Keira menghembuskan napasnya gusar, ia menelan saliva nya berusaha bersabar dan memikirkan cara agar bisa masuk kelas tanpa sepengetahuan guru.

"Pak!" teriak Keira.

"Pak, bukain dong," pinta Keira.

"Nggak bisa, biar pak Agus sebentar lagi yang bukain!" ujar pak Selamet, satpam sekolah.

"Plis pak, nanti saya traktir mie ayam nya pak Mat deh, plis ya," bujuknya.

"Wah enak kayaknya tuh," gumam pak Selamet.

"Eh nggak bisa, enak aja ya kamu mau sogok saya, saya laporin ke pak Agus ya!" tegas pak Selamet sadar akan lamunannya tentang mie ayam.

Keira menatap wajah pak satpam dengan gusar, ia merasa malas disaat harus terlambat dan selalu menghadapi pak Agus yang dibilang killer.

"Pak, bukain dong!"

"Pak, ayo buka!"

"Nanti saya beliin siomay deh."

AYO MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang