Part 46: Bertengkar

506 25 0
                                    

halow
welcome
selamat membacaa yaaa
~(^з^)-♡

••

*Flashback on*

Tio berjalan menyusuri sebuah ruangan yang ada disebuah gedung olahraga. Setelah selesainya pertandingan basket, ia mencari keberadaan Keira yang pergi karena setelah melihat mantannya bersama dengan perempuan lain. Tio merasa khawatir karena ia takut akan terjadi apa-apa kepada Keira.

Di kejauhan ia melihat ada Keira yang tengah berjalan memasuki sebuah ruangan entah itu jalan menuju mana. Saat Tio hendak berlari mengejarnya, ia tak sengaja menyenggol sebuah kayu yang ada didepannya hingga jalannya pun terhalangi.

Kakinya terkilir oleh sebuah kawat yang ada didekat kayu itu, ia membuang seluruh kawat yang ada di kakinya sambil melihat Keira yang sudah menghilang, ia takut akan kehilangan jejak gadis itu.

Akhirnya setelah selesai membuang sekumpulan kawat di kakinya, ia berjalan mencari pintu yang Keira masuki tadi, ia melihat ada sebuah tangga namun tak tahu itu ruangan apa didalamnya.

Ternyata itu adalah sebuah rooftop yang ada digedung itu, saat hendak melangkah keluar ia tak sengaja melihat ada Keira yang sedang berdua ditemani oleh Vino, pandangannya seketika mulai aneh, ia menyipitkan kedua matanya berusaha untuk mencari tahu apa benar itu adalah Vino.

Saat hendak maju untuk memastikan, ia tak sengaja melihat Keira yang tengah bersandar ke bahu Vino seperti mereka sangat terlihat akrab, Tio mulai curiga dengan apa yang mereka lakukan, saat asik melihat itu Tio tak sengaja lagi-lagi menyenggol sebuah kardus bekas yang ada dibawah hingga terjatuh.

Brakkk...

Suara yang cukup keras itu membuat Keira dengan Vino pun menoleh secara bersamaan, untungnya Tio dengan cepat bersembunyi dibalik tumpukan kayu yang ada disana.

"Mereka ada hubungan apa ya?" gumam Tio.

*Flashback off*

Keira dengan Budi terdiam mendengarkan penjelasan dari Tio, memang benar dengan apa yang Tio ceritakan namun pemikiran mereka salah sehingga menyebabkan keributan sampai terpecah belah antara Keira dengan Fani.

"Kalo lo emang nggak niat buat bantuin Fani, harusnya lo jangan kasih dia harapan, Kei." ujar Tio sedikit emosi.

"Heh, lo jangan marahin dia dong!" kesal Budi.

"Gue cuman kecewa sama dia, udah bikin sakit hati sahabatnya, kasih tau tuh ke dia!" jawab Tio menatap Budi serius kemudian pergi meninggalkan mereka berdua di dalam kelas.

Keira hanya diam tak menggubris ucapan Tio, ia merasa bahwa memang dirinya yang salah tapi bukan ini yang dia inginkan, ia juga tidak ada perasaan yang sama seperti Vino.

Gadis itu menangis dengan sangat deras dan wajahnya mulai memerah, ia merasa sangat bersalah kepada temannya namun semuanya sudah terlambat karena Fani sudah terlanjur kecewa kepadanya.

"Lo mau marah juga kan, sama gue?" lirih Keira menatap Budi.

Budi menggeleng pelan merasa kasihan kepada Keira dengan tangisnya yang kuat itu, ia memegangi pundak dan mengelus kepalanya pelan-pelan.

AYO MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang