Part 20: Jam kosong

737 39 0
                                    

hola halo🌟
selamat datang
jangan lupa divote
makasii kawan

••

Setelah menyelesaikan misi untuk membersihkan kolam ikan, akhirnya Keira kembali menuju kelas dan terbebas dari sosok guru killer.

"Duh, akhirnya ya, lega juga gue!" ujar Keira puas.

"Bukannya lo udah biasa ya dihukum sama pak Agus?" tanya Vino menatap Keira.

Mereka berjalan berdua melewati koridor yang hendak menuju kelas, untungnya kelas mereka masih bersebelahan jadi arah mereka masih sama.

"Kok lo tau?" tanya balik Keira.

"Lo kan sepuh di SMA ini kalo urusan telat," ujar Vino meledek.

"Enak aja, nggak kok, ini udah terakhir kalinya gue telat," jawab Keira pede.

"Oh iya, gue tadi sempet nanya, lo udah ada cowo belom?" tanya Vino.

Pertanyaan itu sungguh membuat Keira enggan untuk membahasnya, disaat harus berbicara mengenai pacar pasti dibenak Keira selalu teringat tentang mantan pacarnya.

"Kenapa emangnya?" tanya balik Keira curiga.

"Ya nggak, gue cuman nanya aja sih," ujar Vino.

Keira memasang wajah datar nya merasa muak disaat menjawab pertanyaan seperti itu.

"Gue lagi nggak mikirin cowo sih, soalnya gue lagi belom selesai sama masa lalu gue," Keira menatap Vino menjelaskan.

Vino mengerti dengan apa yang Keira maksud. Mungkin baginya memikirkan masa lalu memang hal kecil, namun jika seorang perempuan yang merasakan itu sangatlah sulit saat dihadapi.

"Oh gue tau, lo lagi gamon ya sama dia?" tebak Vino.

"Iya, gitu deh,"

"Kalo boleh tau, mantan lo sekolah sini?" tanya Vino penasaran.

Keira manggut-manggut tanpa bersuara. Rasa penasaran semakin meningkat dalam diri Vino, tapi ia masih menahannya untuk tidak mencari tau siapakah mantan pacar Keira.

"Btw, kita belom kenalan lho," ujar Vino setelah hening beberapa detik.

"Gue, Keira." jawab nya singkat.

"Gue, Davino, panggil aja Vino," balas nya.

"Eh, oh iya jangan lupa ya nanti jam 9 bakalan ada tanding basket, tim gue lawan sama adek kelas," ujar nya.

"Oh iya? Oke deh nanti gue nonton kok," angguk Keira.

"Ya udah gue ke toilet dulu ya, lo duluan aja sana ke kelasnya," pamit Keira berpencar.

"Oke, see u!"

Setelah mereka berpencar, Keira pergi ke toilet khusus perempuan yang tak jauh dari kelasnya. Setelah selesai ia berjalan menuju kelasnya melewati koridor yang sama saat bersama Davino.

Ditengah perjalanan, dari kejauhan Keira melihat tubuh Arga berjalan sembari tertawa riang dengan seseorang gadis disebelahnya, apa mungkin itu pacar barunya.

Pemandangan itu sangat merusak kesehatan mental hati Keira, hatinya seperti ditusuk-tusuk yang tentunya terasa perih.

Mereka berdua yang berada dikejauhan perlahan menjauh, punggungnya semakin menghilang. Arga tetap tertawa bahagia bersama gadis yang bersamanya itu.

"Tahan, Keira, nggak boleh cemburu!"

"Arrghh!"

Keira tampak kesal, ia melangkahkan kakinya dengan sangat emosi tapi sisi lain ia tetap berusaha untuk tidak cemburu terhadap Arga karena ia yakin akan berhasil untuk membuang pikirannya tentang mantan.

Sesampainya Keira di kelas, setelah mendapatkan beberapa pertanyaan dari guru pengajar di pagi itu akhirnya ia kembali duduk dibangkunya bersama para sahabatnya itu.

"Kei, lo nggak bosen telat mulu?" bisik Fani.

Keira menggeleng cepat.

"Tadi gue ditemenin, sama Vino anak sebelah itu," ujar Keira membuat Fani terkejut.

"Hah, serius lo?" kagetnya membuat hampir satu kelas menoleh ke sumber suara.

"Fani, tolong perhatikan apa yang saya terangkan!" pekik pak Alif lantang.

"Eh iya pak, maaf," balas Keira merasa malu.

Ia kembali menatap Keira. "Lo yang bener aja, Kei," bisiknya lagi.

"Ya masa gue boong sih, dia telat juga," jelas Keira.

"Jodohin gue dong, Kei," pinta Keira berbisik.

"Ih nggak bisa gitu dong, itu kan kalo gue gagal dalam sebulan ini!" tegas Keira.

"Kei, plis dong, anggep aja ini itu perbuatan baik lo ke gue, yaa?" bujuk Fani.

"Segitu gilanya ya lo sama Vino?"gidik Keira ngeri.

"Ya udah, iya iya!" jawab nya penuh paksaan.

"Yes." balas Fani sumringah.

Singkat cerita setelah melewati beberapa guru pengajar, mulai pukul 09:00 semua guru tengah melakukan rapat bersama kepala sekolah, maka dari itu untuk mengisi jam kosong nya siswa-siswi SMA Permata terutama kelas 12 tim basket berinisiatif untuk mengadakan tanding.

Tentu saja tim Basma yang terkenal dengan basketnya yang bisa dikatakan pro player itu menjadi sorotan satu sekolah, namun ada tim dari adik kelas yang menantang untuk adu skill dilapangan basket.

Sebagai kapten di tim, Zeno, ia tak akan mudah menolak permintaan dari adik kelas, tentu saja ia akan mengalahkan tim lawan itu.

"Woi, ayo siap-siap!" teriak Zeno kepada tim nya.

"Arga, mana?" tanya nya menatap Vino.

"Nggak tau." geleng Vino.

Arga berlari mendekati mereka dengan napas terengah-engah seperti habis dikejar tagihan debt collector.

"Habis ngapain lo, Ga?" tanya Vino.

"Huftt, biasa habis apelin adek kelas," ucap Arga mulai ngaco.

"Dasar lo, playboy!" tukas Zeno.

"Udah ayo, siap-siap, gue tunggu di pinggir lapangan!" ujar nya sembari melempar baju olahraga.

Di tempat yang berbeda, suasana kantin tak kalah rame dengan suasana lapangan saat ini, kebanyakan dari mereka sehabis mendatangi kantin mereka akan mendatangi lapangan untuk melihat pertandingan basket.

Empat semprul, tengah duduk santai dimeja kantin bagian pojok. Mereka menikmati batagor mang Asep dan mie ayam pak Mat yang menjadi khas nya di SMA ini.

"Masih kurang lo?" tanya Tio menatap Budi.

Budi menggeleng.

"Tumben, biasanya kurang nih bocah," celetuk Tio.

"Uang jatah gue dikurangin sama nyokap!" gerutu Budi curhat.

"Kenapa? Lo habis nyuri uang nyokap lo ya?" tuding Tio.

"Enak aja! Biasalah anak muda," balas Budi.

"Uang jatah dikurangin kok bilang anak muda? Gila lo!" sindir Tio.

"Gais, ntar kita ke lapangan ya?" ajak menyahut.

"Ngapain?" tanya Tio.

"Mau ngubur lo!" celetuk Budi.

"Kan ntar ada tanding basket, kelas 12 lawan sama adik kelas," jelas Fani membuat mereka berdua manggut-manggut bersama.

"Ya udah, ayo!" ujar Keira selesai makan.

"Eh bentar," tahan Budi saat mereka hendak berdiri.

"Apa?" tanya Keira menoleh.

"Apaan sih lo," gidik Tio.

"Agar silahturahmi tidak terputus, adakah seratus? Hehe." ujar Budi dengan cengirnya itu.

••

bersambung..
see u teman-teman
makasi yaaa
lopyu ol

AYO MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang