Part 3: Telat

2.5K 97 4
                                    

halow jgn lupa vote
makaciii

happy reading!
(♥ω♥*)


••

Di tengah pelajaran Matematika yang diajarkan oleh Pak Yuda. Keira tengah sibuk menghitung jawaban dari soal yang diberi oleh guru pengajar.

Dua manusia di belakang nya, sibuk mencari jawaban dengan berpikir sangat kritis. Ini adalah momen dimana disaat sudah serius, sulit untuk mengajak Budi dan Tio berbicara, mereka sangat ambis saat berhadapan dengan soal.

"10 menit lagi, dikumpulkan ya?" ujar Pak Yuda lantang, mereka menjawab nya dengan kompak.

Budi berdiri sendiri, ia maju membawa kertas jawaban nya ke hadapan Pak Yuda, bukan hanya ia namun beberapa murid pun ikut berdiri telah selesai mengerjakan soal.

Hanya tersisa Keira sendiri yang belum selesai, Pak Yuda memandangi nya dari kejauhan.

"Keira, sudah?" tanya nya.

Pergerakan tangan Keira semakin cepat, ia menuliskan jawaban nya dengan begitu cepat, entah itu benar atau salah dia tidak peduli.

"Sudah, pak." jawab nya menghampiri guru itu.

"Baiklah, materi di bab ini sudah selesai ya, untuk bab selanjutnya kita lanjutkan pertemuan berikutnya, kalau begitu saya pamit ya." ujar pak Yuda berpamitan.

"Iya bapak ganteng!"

"Sering-sering kesini dong."

"Cakep banget buset!"

Tak heran mulut para ciwi-ciwi di kelas itu terkenal rempong, apalagi disaat berurusan dengan pria tampan, tentu saja mereka lah yang bersuara paling keras.

"Kei, lo jadi kan pulang bareng gue?" tanya Budi, Keira pun mengangguk.

"Cie-cie, pajak nya dong." sahut Fani.

"Pajak pala lo! Ogah gue, punya cowo kayak dia," tukas Keira jijik.

Sontak Budi membenahi jambul kecil nya itu merasa dirinya sudah tampan.

"Dia meragukan ketampanan saya, nggak tau kalau saya ganteng begini, apa!" ujar nya memuji dirinya sendiri.

"Udah minum obat, belum?" tanya Tio.

Budi menoyor kepala Tio. Keira dan Fani, sama sekali tidak menggubris mereka berdua itu, cukup lelah mendengar ocehan nya setiap hari.

"Budi, nanti ikut gue bentar ya," ajak Keira meminta tolong.

"Kemana pun dirimu pergi, biarlah bersama ku wahai gadis manis," jawab Budi sok puitis.

Keira menatap nya dengan kesal. "Gue harus anter motor ke bengkel, capek gue ngadepin tuh motor!" dengus nya kesal.

"Iya, tenang Kei, gue anter kok." jawab Budi, Keira tersenyum mendengar jawaban Budi.

••

Sepulang sekolah, terpaksa Keira harus mendorong motor kesayangan nya itu sampai tujuan yang untungnya tidak jauh dari sekolah nya.

AYO MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang