Part 45: Tusukan dari belakang

474 28 3
                                    

eyow
welcome
ini udh mau end lo guys
tebak gimna endingnya
y gtu deh ya

happy reading
ヘ(^_^)ヘ

••

Keesokan harinya...

Suasana SMA Permata saat ini sangatlah sunyi, seluruh murid sudah memasuki ke dalam kelasnya masing-masing. Namun Keira, ia masih baru saja sampai di sekolah dan memarkirkan motornya di parkiran, meskipun ia tidak terlambat tapi ia akan terlambat saat memasuki kelas dijam pertama.

Ia berlari cepat menuju kelasnya, melewati koridor dan melawan manusia yang beberapa masih berada diluar kelas. Sesampainya di kelas dengan napas yang terengah-engah untungnya guru pengajar belum tiba, ia berjalan pelan menuju bangkunya dengan napas yang sudah tak tertolong.

"Kei, telat lo?" tanya Budi menoleh ke arah Keira.

"Iya, untungnya nggak dihukum sih." jawab Keira.

"Nggak bosen-bosen nih anak telat mulu!"

Keira mengambil botol minum di dalam tasnya, ia meneguk air mineral karena merasa haus setelah berlarian pagi tadi agar tidak ketauhan oleh guru, keringat di dahinya sedikit bermunculan dan perlahan pun menghilang.

"Fani, kemana?" tanya Keira, sejak ia datang Fani tak ada di bangkunya itu.

"Kamar mandi." sahut Budi, Keira pun manggut-manggut.

Tak lama Fani pun datang dan duduk di sebelah Keira, di susul oleh guru pengajar dibelakangnya yang memasuki kelas mereka dan akan dimulailah pelajaran jam pertama.

Singkat cerita, semua berjalan seperti biasanya. Setelah menikmati suara guru yang merdu saat menjelaskan materi, kini mereka akhirnya istirahat yang pertama dan ini saatnya untuk memanjakan si perut.

"Kantin ayo guys!" seru Budi mengajak temannya sembari mengemasi mejanya.

"Ayo." angguk Tio.

"Ayo." sahut Keira.

Fani tak merespon ajakan Budi dan obrolan mereka, gadis itu berdiri tanpa bersuara seperti ingin pergi entah kemana.

"Loh Fan, lo mau kemana?" tanya Budi.

"Gue ke perpus, kalian duluan aja ke kantinnya." jawab Fani kemudian menghilang dari dalam kelas dan pergi menuju perpustakaan.

Mereka bertiga mengiyakan ucapan Fani dan merasa tidak ada yang aneh, tapi Keira sedikit bingung dengan sikap Fani yang sedikit ada perbedaan.

"Kenapa ya, dia?" pikir Keira menatap dua temannya itu.

"Nggak tau." geleng Tio.

"PMS kali!" tebak Budi.

"Sok tau lo!" pekik Tio.

"Kei, lo kalo PMS kayak gitu nggak?" tanya Budi menatap Keira.

"Ah udah ah, ayo kita ke kantin aja." ajak Keira merasa tak sabar untuk makan.

Sesampainya dikantin, mereka bertiga pun memesan makanan sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Akhirnya, sebuah mie ayam dan siomay berada diatas meja mereka dengan minuman yang segar, menu itulah yang menjadi andalan mereka.

AYO MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang