Part 15: Malam minggu

846 47 0
                                    

eyow
met datang
jgn lupa like comment
ehe

HAPPY READING~~~

••

Malam itu menjadi malam yang tidak membosankan bagi Keira, ia menghabiskan waktu bersama dengan temannya di rumah Fani.

Budi dengan Tio datang memasuki rumah Fani, mereka baru saja membeli makan diluar untuk mereka hidangkan sebagai ramuan di malam minggu.

"Permisi, paket!" teriak Budi nyeletuk.

"Yo guys, makanan datang!" timpa Tio.

Banyak makanan yang mereka bawa ditangannya, mulai dari makanan berat sampai makanan sebagai camilan pun ada.

"Pesanan gue, mana?" ujar Keira mencari-cari apa yang ia inginkan.

"Sorry Kei, gue nggak beli sushi, tapi tenang gue beli pizza sebagai penggantinya," jawab Budi membuat Keira memajukan bibirnya.

"Yaudah deh, gapapa kok!" balasnya santai.

"Kok, kalian lama sih?" tanya Fani berjalan dari dapur.

"Gue lagi nyari cimol, tapi nggak ada," sahut Tio.

"Mana ada cimol disini?!" heran Fani.

"Iya Fan, gue lupa kalau kawasan rumah lo ini nggak ada makanan murah," pekik Tio.

"Yaudah nih, ayo makan, buruan takut kadaluwarsa!" celetuk Budi.

Semua menghabiskan waktu untuk makan bersama, tidak lupa mereka juga bersulang saat minum, bukan alkohol melainkan hanya minuman bersoda biasa.

Setelah selesai aktivitas nya yaitu nonton bersama, tak terasa waktu sudah terlewati satu jam, wajah mereka terlihat lelah dan perut pun berujung kembung.

"Gila sih, filmnya horor banget cuy!" ujar Tio bergidik ngeri.

"Halah, lebay lo gitu doang juga!" sahut Budi menantang.

Brak...

Tiba-tiba terdengar suara tabrakan dibelakang mereka, seperti benda jatuh namun bukan itu.

"Arrghhh!" teriak Budi spontan.

"Aaa, itu apaan anjir!" timpa nya ketakutan.

"Ah, itu suara kucing gue, Moli...!" jawab Fani kemudian memanggil.

"Meow..." Terdengar jelas suara kucing yang bernama Moli.

"Hahaha, katanya nggak takut," ledek Tio dengan cengirnya.

Budi menunjukkan deretan giginya, dengan tampan kece ia juga masih bisa dibilang penakut.

"Duh, mana gue pulangnya sendirian lagi," gerutu Tio merinding.

"Ada temennya kok, nanti," sahut Keira.

"Hah, siapa, Kei?" tanya nya.

"Mbak kunti." jawab Keira terkekeh.

Tio memasang wajah merindingnya sembari memandang disamping kanan kirinya.

"Ah, Kei, jangan gitu lah, gue takut nih," gidik Tio memegangi kedua lengannya ketakutan.

"Udah udah, kalian kenapa jadi penakut gini sih?!" pekik Fani terheran.

"Nggak kok," balas Budi dan Tio berusaha terlihat tegar.

Setelah selesai semua, mereka membereskan tempat dimana mereka singgahi itu. Waktu masih menunjukkan pukul 20:00 dimana itu masih tidak terlalu larut malam.

AYO MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang