Part 37: Awal yang buruk

500 31 0
                                    

Hai guissss
selamatmembacaa~~

••

KRING...

Suara bel istirahat berbunyi nyaring di setiap sudut ruangan sehingga membuat seluruh murid berhamburan keluar dari dalam kelas, mereka merasa tak sabar untuk segera menikmati keindahan surga yang ada disana.

Namun berbeda dengan Keira, gadis itu tidak ikut ketiga temannya yang hendak pergi menuju kantin.

"Kalian duluan aja ya ke kantin," ujar Keira saat hendak keluar dari dalam kelas.

"Lo mau kemana, Kei?" tanya Fani.

Keira menunjukkan sebuah buku novel. "Ini, mau balikin buku, gue lupa udah sebulan belom dikembaliin," jelasnya.

"Suruh bayar denda tau rasa lo!" sahut Budi.

"Biarin deh, gue juga udah tau kalo bakalan bayar denda,"

"Ya udah gue duluan, nanti gue nyusulin kalian, bye!" ujar Keira pamit meninggalkan mereka.

Gadis itu berjalan menyusuri koridor dan pergi menuju perpustakaan, suasana perpustakaan sekarang tidak begitu sepi seperti biasanya melainkan banyak dari mereka yang betah hinggap di dalam perpustakaan.

"Permisi kak, saya mau ngembaliin buku ini," Keira menyodorkan kepada petugas perpustakaan.

Petugas itu diam sebentar kemudian menoleh kembali menatap Keira. "Kamu udah terlambat mengembalikan ini, jadi kamu kena denda ya," ujarnya dan dibalas anggukan oleh Keira.

"Berapa, kak?" tanya nya langsung.

"Dua puluh ribu," jawab si petugas.

Keira menyerahkan uang sebagai denda karena ia terlambat mengembalikan buku, setelah selesai ia pergi keluar dan segera menuju kantin untuk menyusul ketiga temannya.

"Makasih ya," ucap Keira tersenyum.

"Sama-sama." jawab si petugas dengan ramah.

Suasana di kantin yang memang tidak pernah sepi, mereka bertiga sudah menemukan tempat yang berada di tepi ujung karena itu adalah tempat favoritnya.

Seorang pria mendekat menghampiri mereka bertiga, ia duduk tepat di sebelah Fani yang duduk sendirian berhadapan dengan Budi dan Tio.

"Fan?" panggil Vino.

"Eh, Vin?" kaget Fani saat menoleh.

"Gue, boleh ngomong sesuatu nggak sama lo?" ujar Vino bertanya.

"Hm, ngomong apa?" tanya Fani sedikit gugup.

"Ayo ikut gue, jangan disini," jawab Vino dengan menoleh ke dua temannya itu.

Tentu saja ajakan Vino membuat Fani merasa gugup dan takut, mengapa ia tiba-tiba mengajak Fani untuk berbicara layaknya sangatlah serius.

"Bentar ya, kalian makan aja duluan kalo makanannya udah sampe." ujar Fani kepada dua temannya itu.

Budi dengan Tio menatap kepergian mereka dengan sangat aneh, ada sebuah rasa curiga pada mereka berdua.

AYO MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang