Part 18: Bagai kepompong

801 41 0
                                    

halow
selamat datang
semoga kalian suka ye>3

happy reading~~~

••

Brumm...

Sebuah motor memasuki sebuah tempat parkir yang sangat luas dan memarkirkan motor disana. Mereka berdua memasuki sebuah mall besar yang ada di kota.

Kalvin berubah pikiran dan beralih untuk mengajak adiknya ke mall, ia ingin menghibur Keira sekaligus ingin membuang pikiran buruk yang ada dalam otak Keira.

Melihat isi dalam mall yang sangat besar Keira teringat akan satu hal, dimana ia juga pernah datang ke sebuah mall saat bersama dengan Arga, si mantan pacar.

"Bang." panggil Keira.

"Hm?"

"Aku keinget dia, dulu aku pernah ke mall juga sama dia," lirih Keira memberhentikan langkah nya.

"Ya ampun, adikku, abang bawa lo kesini biar otak lo lupa sama dia, malah keinget lagi!" ujar Kalvin berprotes.

"Udah ah, ayo lo mau apa bilang aja!" Kalvin menarik memegang pergelangan tangan Keira.

Mereka berkeliling menjelajah seisi dunia dalam mall itu, mulai dari lantai 1 hingga lantai paling atas walaupun tidak ada satu pun yang mereka beli atau dapatkan.

Membutuhkan waktu setengah jam mereka menghabiskan tenaga untuk mengelilingi seluruh mall tapi sama sekali tidak ada keinginan di mata Keira mengenai apa yang ingin beli.

"Udah hampir se jam nih, lo nggak pengin apa gitu?" tawar Kalvin.

"Hm apa ya," pikir Keira bingung.

"Lo nggak mau beli itu tuh, tas?" Kalvin menunjuk ke sebuah toko tas branded.

Keira menggeleng menolak.

"Sepatu, make up, baju?" tawar Kalvin.

"Aku mau makan aja deh, ayo ikut!" ajak Keira menarik Kalvin.

Keira mengajak Kalvin menuju restaurant sushi yang sangat terkenal di mall itu, bukan karena lapar melainkan karena sushi sudah menjadi kebanggaan Keira maka dari itu ia memilih untuk menikmati sushi.

Akhirnya setelah lama menunggu mereka berdua duduk dan menikmati hidangan makanan khas jepang.

Melihat mereka berdua yang asik makan sushi, dari kejauhan terdapat teman Keira yaitu Steffani, ia tidak sendiri melainkan bersama dengan dua sejoli yang senantiasa bersama.

"Keira!" panggil nya menghampiri meja Keira.

"Loh, kalian kok disini?" bingung Keira.

"Kalian tega ya, keluar nggak ngajak gue?!" pekik Keira memasang wajah bete.

"Sorry, Keira, gue bukannya nggak ngajak, gue udah telfon lo tapi nggak ada jawaban dari lo yaudah terpaksa gue jalan bertiga sama mereka," jelas Fani.

Keira manggut-manggut memahami penjelasan dari sahabatnya. Ia juga menyadari bahwa sedari pagi tadi Keira tidak memegang handphone sama sekali.

AYO MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang