Happy reading!
Tidur Arka terusik dengan suara dari luar kamarnya. Siapa yang berani mengganggu akhir pekan nya?
Dengan malas Arka bangun dari kasurnya kemudian berjalan menuju sumber kegaduhan.
Dari arah dapur terlihat Ana yang sedang memasak dan Adel yang duduk dimeja makan diiringi musik yang bersumber dari ponsel seseorang. Terlihat juga Adel yang tampak bergoyang diiringi musik dari ponsel tersebut.
"Eh abang!" Adel tersentak saat Arka tiba-tiba duduk di kursi sebelahnya. Cowok itu menatap Adel sinis.
"Ngapain si pagi-pagi udah ribut? Ganggu abang tidur aja." Adel hanya mendengus mendengar ucapan abangnya.
Ana yang melihat kedatangan Arka pun memutuskan mematikan musik di handphonenya. Ana melirik kearah Arka, kenapa pagi-pagi dirinya sudah disuguhkan dengan cowok itu? Ana melirik setiap pergerakan yang cowok itu lakukan. Sampai tiba-tiba matanya berpapasan dengan mata tajam Arka. Ana cepat-cepat membuang mukanya kemudian melanjutkan kembali kegiatannya.
"Nih Del." Ana menyodorkan nasi dan telur mata sapi buatanya.
"Makasih kak!" ucapnya kemudian langsung memasukan nasi kedalam mulutnya.
"Kamu gak sekolah Del?" tanya Arka.
"Sekolah kok bang! Bentar, makan dulu."
"Yaudah, makan yang banyak. Nanti sekolah abang anterin."
Adel hanya mengacungkan jempolnya dan tersenyum menampakan deretan giginya. Arka yang gemas pun mengacak rambut adiknya.
"Ih bang, nanti rusak!" Adel menggerutu sambil memanyunkan bibirnya.
"Nih, makan dulu." tiba-tiba Ana menyodorkan sepiring nasi dan telur mata sapi kedepan Arka.
Arka melirik telur itu dan Ana bergantian. "Gue gak minta."
"Gue yg mau ngasih!"
"Gausah."
"Apa susahnya si? Kan tinggal makan."
"Buat lo aja. " Keukeuhnya.
"Yaudah!" ketus Ana. Ana yang mulai kesal kemudian langsung mencopot celemek nya. "kakak pulang dulu ya Del?" pamitnya pada Adel.
"Yah kok pulang si?"
"Biarin aja si Del, ini juga bukan rumah dia." ucapan Arka langsung mendapat tatapan tajam dari Ana.
"Kakak mau mandi, mau nelfon orang buat benerin lampu juga."
"Yaudah deh hati-hati ya kak!" pasrah Adel kemudian.
"Gusah lebay deh. Orang rumah dia disebelah kita." ucap arka sambil memasukan keripik kemulutnya kemudian melirik Ana tajam. Ana yang ditatap pun tidak mau mengalah, dia juga Menatap tajam kearah Arka.
Ana kemudian memutus pandangan. Sekarang dirinya menatap Adel sambil tersenyum. "Iya, kamu juga sekolahnya hati-hati! Bilang juga sama si balok es kalo naik motor jangan ngebut-ngebut." ucapnya tanpa melirik Arka. Kemudian langsung pergi begitu saja kerumahnya.
Arka yang merasa disindir pun hanya memutar bola mata malas.
"Udah yuk bang berangkat!"
"Abang siap-siap dulu bentar."
"Adel tunggu didepan ya!"
Arka mengangguk kemudian masuk kedalam kamarnya dan mulai bersiap. Cowok itu hanya mencuci wajah dan menggosok giginya. Lalu mengambil jaket dan menyemprotkan parfum.
Arka kemudian keluar dengan celana pendek berwarna moca dipadukan dengan kaos hitam kesukaannya. Rambut yang sedikit basah, dan sandal jepit menjadi penyempurna penampilan. Walaupun hanya mencuci muka, percayalah kadar ketampanan nya tak berubah sedikitpun.
Cowok itu kemudian berjalan mendekati adiknya. "Yuk." ucapnya mendapat anggukan dari Adel. Mereka kemudian melajukan motornya perlahan menghilang.
***
Malam ini, Ana berniat membeli makan diluar karna dia sangat malas jika harus memasak. Dia juga berniat kesupermarket karna banyak bahan makanan yang sudah habis.
Ana mengeratkan kardingan yang dikenakan nya. Cuaca malam ini sangat dingin. Terlebih sore tadi baru saja turun hujan sehingga konplek juga jadi sepi.
Ana kemudian memasuki supermarket, mengambil beberapa kebutuhan untuk dirumah. Cemilan, makanan instan, minuman soda, susu, sabun dan yang lainya. Dia kemudian berjalan menuju kasir dan membayar barang belanjaan nya.
Ana lalu memutuskan untuk mampir ke warung nasi goreng yang tak jauh dari supermarket tadi.
"Pak, satu ya! Pedes!" Ana duduk kemudian memesan makanan. Bukan tanpa alasan dia memilih menikmati nasi goreng disini. Adel bilang jika nasi goreng disini enak.
Tak lama sepiring masi goreng disuguhkan didepan Ana. "Makasih ya pak."
Ana meniup sedikit nasinya kemudian langsung memasukan kedalam mulut.
"Pedesss!" Ana mengibas-ngibaskan tangan nya. "pak minun pak!"
"Bentar, neng." bapak tadi berlari menuju galon. "air nya abis neng!"
Ana membulatkan matanya. Matanya teralih saat melihat air didalam gelas disebelahnya. Tak mau ambil pusing diapun langsung meneguk air itu hingga tak ada lagi yang tersisa. "Kok rasanya aneh ya?" gumamnya setelah meminum habis air dalam gelas itu.
"Loh? Ini minuman yang disini kemana? Kok nggak ada?" ucap seorang bapak-bapak yang baru saja datang.
Ana menggaruk rambutnya bapak ini pasti yang punya air yang dia minum tadi. "Maaf ya pak, air nya saya minum."
Bapak-bapak itu terlihat terkejut dengan apa yang Ana ucapkan. "Neng? Minum-minuman saya?"
"I-iya pak, saya kepedesan tadi. Air di galonnya juga abis. Jadi saya minum air bapak. Maap ya?" Ana cengengesan.
Bapak itu menepuk jidat nya keras. "Aduh neng! Itu mah bukan air putih neng! Itu teh alkohol! Ciu, ari cek urang sunda mah!"
Ana mengangguk-anggukan kepalanya. "Oh, alkohol!" namun saat merasa ada yang salah dari apa yang bapak tadi ucapkan, Ana pun sontak membulatkan matanya. "alkohol?!"
Tbc.
Ana tolol banget heran😭
Segini dulu ya gue mau lanjut rebahan.With love,
zahrotulkhayah
KAMU SEDANG MEMBACA
[AHS#1] Arka
Teen FictionArka Revano Abraham, cowok tampan yang tak mempunyai sifat prikemanusiaan. Cowok dengan sifat sedingin es, dan sekeras batu. Kecelakaan yang terjadi kepada kedua orang tuanya membuat sebagian hidup Arka hancur. Satu-satunya alasan Arka bertahan hidu...