"Halo? Benar ini dengan Arka?"
"Iya, saya sendiri. Ini siapa ya?"
"Saya dari kantor polisi, ingin memberi tahu kalau pacar kamu sedang kami tahan disini."
"Pacar?"
"Iya. Namanya Ana."
Arka menghela nafas, sudah dia duga sebelumnya gadis itu tak bisa jika tidak ceroboh walau sedetik pun.
"Kenapa kok bisa ditahan?"
"Kamu datang kesini saja. pacar kamu juga lagi nangis disini."
"Arka tolongin gue, hiks.."
Arka memutat bola matanya. "Iya gue kesana. Diem!"
Arka bangun dari duduknya kemudian mengambil kunci motor, tak lupa menyambar jaket kulit coklat miliknya lalu langsung melajukan motornya. Sebenarnya dia sangat malas ikut campur dalam urusan orang dan di repotkan seperti ini. Tapi mengingat gadis ceroboh itu bodoh, jadi dia terpaksa membantunya.
Saat memasuki kantor polisi, Arka langsung disuguhkan dengan Ana yang sudah menangis sesegukan dan sedang duduk didepan dua orang polisi.
Ana mendongak saat merasa seseorang dibelakangnya. Dia kemudian langsung menjatuhkan kepalanya dipaha cowok itu dan memeluknya erat.
"Tolongin gue, hiks. Gue takut.."
"Tolong pacar nya dijaga ya, mas. Jangan dibiarkan keluyuran sendiri."
"Iya pak, maaf sekali lagi."
"Iya tidak papa, sudah tugas kami juga. Silakan jika kalian mau pulang?"
Arka mengangguk kemudian menyuruh Ana berdiri hingga ia melepaskan Ana, gadis itu hampir saja terjatuh yang membuat Arka langsung menangkap tubuh gadis itu sigap.
"Kaki gue sakit."
Mata Arka langsung jatuh pada pergelangan kaki gadis itu. Ia memutar bola matanya kemudian merangkul Ana hingga menuju luar.
"Lo kenapa bisa dikantor polisi?" tanyanya.
"Gue tadi mau makan, terus karna kepedesan gue langsung comot aja air disebelah gue. Ternyata itu alkohol." jelas Ana.
"Bego banget si? Masa nggak bisa bedain mana air putih, mana alkohol?"
"Ya kan gue keburu kepedesan!"
Arka memutar bola matanya jengah, kemudian teralih saat melihat tangan Ana. "Ini kenapa juga?"
Ana menatap tangannya. "Ini tadi gue digangguin sama preman. Terus ada bapak-bapak nolongin gue. Karna gue ditanyain alamat rumah jawabnya ngelantur mulu jadi bapak itu bawa gue ke kantor polisi."
"Astaga! Lo punya otak, nggak si? Ceroboh banget. Kalo bapak-bapak itu nggak ada, siapa yang nolongin lo? Lo mikir nggak gimana resikonya? Lo mau diculik om-om terus dijadiin simpenan? Mau lo?"
"Eh, ya nggak lah! Lagian gue kan nggak tau kalo isinya itu alkohol, Ar."
"Tetep aja, lo kebangetan ceroboh nya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[AHS#1] Arka
Teen FictionArka Revano Abraham, cowok tampan yang tak mempunyai sifat prikemanusiaan. Cowok dengan sifat sedingin es, dan sekeras batu. Kecelakaan yang terjadi kepada kedua orang tuanya membuat sebagian hidup Arka hancur. Satu-satunya alasan Arka bertahan hidu...