"Udah Del? Ini aja yang mau kamu bawa?" tanya Ana.
Kali ini dirinya sedang membantu Adel mengemas barang-barang nya. Tentu saja seperti janjinya pada Adel untuk membantunya berkemas.
"Em Udah deh kayaknya kak, segitu doang."
"Oh, yaudah kalo gitu." Ana lalu memeriksa kembali baju yang Adel bawa. "kamu nggak bawa jaket atau syal gitu Del? Perjalanannya pasti dingin."
Adel menepuk jidatnya keras. Pantas saja dirinya seperti melupakan sesuatu sejak tadi. "Adel sampe lupa! Eh, tapi jaket sama syal Adel ada dirumah nenek, gimana dong?"
"Bawa punya kakak aja gimana? Bentar, kakak ambil dulu ya."
"Tapi kak—"
"Udah ngga papa. Bentar, kakak ambil dulu."
Ana beranjak, kemudian segera keluar dari kamar Adel. Tepat saat dirinya hendak keluar Ana tak berpapasan dengan Adrian dipintu depan.
"Lo abis ngapain Na?" tanya Adrian.
"Gue abis bantuin Adel beres-beres tadi."
Adrian mengangguk paham. "terus sekarang mau ngapain?"
"Mau ambil jaket buat Adel, jaket dia dirumah nenek nya katanya. Yaudah gue mau kerumah dulu." ucapnya kemudian pergi kerumahnya Mengambil jaket dan syal miliknya. Dia kemudian segera kembali kekamar Adel.
"Nih Del." Ana memberikan jaket dan syal pada Adel. Adel tersenyum menerima syal dan jaket tersebut.
"Makasih ya kak."
"Iya sama-sama, eh coba kamu pake dong Del!"
Adel kemudian memakai jaket milik Ana Tak lupa juga syal nya. Ana tersenyum saat melihat bahwa jaket miliknya sangat pas dipakai oleh Adel, mungkin karna tinggi badan Adel yang berbeda tipis dengan Ana. Atau memang mungkin, Ana yang sebenarnya pendek?
"Bagus Del, pas dibadan kamu."
"Hehe makasih ya kak, aku pake kok nanti."
"Iya sama-sama."
Adel tersenyum mencopot kembali jaket itu. Mereka lalu kembali melanjutkan berkemas, sambil mengobrol tentang kemana Adel kali saja liburan Adel nanti.
***
Adrian melirik tajam kearah Arka. Padahal tadi niatnya kesini adalah meminta makan gratis padanya tapi ternyata tidak ada apapun dimeja makan. Lalu saat pergi kekamar Arka, dia malah dibuat bingung dengan apa yang terjadi pada cowok itu sebenarnya.
"Lo beneran ga mau cerita nih?"
"Diem tai."
Adrian mencibir, "Nyesel gue kesini sumpah."
Adrian lalu memilih mengambil handphone nya. Membuka aplikasi game favoritnya. Dia tau bahwa Arka pasti akan bercerita nantinya.
Dia terus melirik kearah Arka yang sejak tadi tak henti- hentinya mondar mandir mengambil beberapa file dimeja dan kembali ke kasur nya.
"Cerita kali Ar, kesel gue lama-lama liat lo!"
Arka menghentikan langkah nya. Menghembuskan nafas kasar kemudian duduk di pinggir tempat tidurnya.
"Masih soal Ana?"
Arka diam. Membuat Adrian memastikan bahwa kali ini permasalahan nya masih tetap sama.
Adrian tiba-tiba tertawa terbahak membuat Arka melirik tajam kearahnya. "Kenapa lo? Steres?"
"Lucu njir! Hahaha."
KAMU SEDANG MEMBACA
[AHS#1] Arka
Teen FictionArka Revano Abraham, cowok tampan yang tak mempunyai sifat prikemanusiaan. Cowok dengan sifat sedingin es, dan sekeras batu. Kecelakaan yang terjadi kepada kedua orang tuanya membuat sebagian hidup Arka hancur. Satu-satunya alasan Arka bertahan hidu...