Happy reading!
perempuan itu keluar dari taksi yang ditumpanginya. Dia terlihat kesusahan membawa barang-barang nya lalu memutuskan untuk meminta bantuan kepada supir taksi tadi. "Pak, bisa tolong bawain kedalem?" katanya.
Supir itu pun mengangguk setuju. "Oh bisa kok neng. Sebentar ya."
Supir taksi tadi turun dari taksinya dan membantu membawa barang-barang cewek tadi.
Dia tampak ngearahkan pandangannya ke seluruh tempat. menghirup udara segar yg ada disana yang masih asri karna masih banyak pepohonan dan tempatnya juga terbilang cukup jauh dari keramaian kota.
Matanya berhenti dan menyipit ketika melihat seorang cowok yang sedang duduk sambil memainkan gitar. Dia kemudian memutuskan menghampiri cowok tersebut. Bahkan saat dirinya sudah berada di hadapannya, cowok itu belum juga sadar akan kehadirannya.
"Haii!" sapanya. Cowok itu tampak terkejut dengan kedatangannya. Sedetik kemudian dia melihatnya dengan tatapan dingin dan intens.
Jujur, dia takut saat cowok itu menatapnya dengan tatapan itu. Kemudian dia mencoba tersenyum menetralkan rasa takutnya dan mengulurkan tangannya. "Gue Ana, Stella Anastasya. tetangga baru lo," ucapnya. sambil terus menunggu uluran tangan dari cowok itu. Cowok tadi masih tetap menatapnya dengan tatapan dingin tanpa berniat menyaut uluran tangan cewek tersebut.
Sadar uluran tangan nya tak kunjung di balas, cewek itu menarik kembali tangan nya sambil tersenyum kaku.
Hening sejenak. Cewek itu kemudian bertanya agar suasana tidak menjadi canggung. Jujur, dia tidak suka suasana seperti ini.
"Lo tinggal disini?" tanyanya. Tanpa berniat menjawab, cowok itu melengos saja masuk kedalam rumahnya.
belum sempat dia ingin mengejar. panggilan dibelakangnya membuat niatnya terurung. "Neng," panggilnya.
Itu, supir taksi tadi. dia bahkan lupa belum sempat membayarnya, bodoh.
Dia menghampiri supir itu dan memberikan uang kepadanya. "Makasih ya pak udah dibatuin angkatin barang juga."
Supir itu mengangguk dan menerima uang nya. "Iya neng, sama-sama. Kalo gitu saya pamit dulu, atuh."
wanita itu mengangguk, "Iya pak hati-hati, sekali lagi makasih." Supir itu kemudian melajukan mobilnya meninggalkan cewek itu sendiri disana.
***
Matahari mulai tenggelam yang manandakan malam akan datang. Dan Ana baru saja selesai membereskan barang-barang nya. Lelah, itu yg dirasakan Ana.
Kemudian dia memutuskan untuk mandi membasuh badannya yg berkeringat agar lebih segar. Dia memasuki kamar mandi yang ada didalam kamarnya. Namun, niat nya terurung saat dia mencoba menyalakan kran, tapi tak berhasil.
"Rusak?" gumamanya. Ana lalu berniat untuk menelfon orang yg bisa memperbaiki kran miliknya.
"Tapi kalo nelfon orang pasti datengnya lama. Keburu malem kalo gini mah." dia terus mencari solusi dari masalahnya ini. sedetik kemudian dia teringat akan tetangga baru yang dia temui siang tadi.
Dia memutuskan keluar dan pergi ke rumah tetangganya itu. Pintunya tertutup dan gadis itu sempat berfikir. "Ketuk? Enggak?"
dia terus menimbang. "Ah, bodomat deh! Gue kan butuh bantuan."
Tok tok tok..
Dia mengetuk pintu, berharap pemilik rumah itu muncul Tapi sayangnya tak ada jawaban. dia lalu mengetuk untuk yang kedua kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AHS#1] Arka
Teen FictionArka Revano Abraham, cowok tampan yang tak mempunyai sifat prikemanusiaan. Cowok dengan sifat sedingin es, dan sekeras batu. Kecelakaan yang terjadi kepada kedua orang tuanya membuat sebagian hidup Arka hancur. Satu-satunya alasan Arka bertahan hidu...