Chapter 58

7.3K 358 22
                                    

Setelah kemarin memanaskan otak sehingga begitu mendidih, setelah beberapa hari kemarin sibuk berkutat dengan buku, buku dan buku. Sekarang tidak. Mereka sudah melewati itu dengan, ya cukup baik. Mungkin. Beberapa perayaan pun diadakan beberapa hari belakangan. Pentas seni, pertandingan basket dan kini acara terakhir sebelum mereka benar-benar berpisah. Acara yang paling ditunggu banyak kaum hawa untuk berebut menjadi yang paling cantik diantara semuanya. Prom night.

Dan Ana adalah salah satu panitia yang mengurus acara ini. Kini, pesta yang mewah sudah menanti semuanya. Bertemakan star night. Tema yang Ana usulkan menjadi tema prom night malam nanti.

Seperti halnya panitia lainya, sejak sore Ana habiskan untuk mengurus segalanya. Dekorasi, lampu dan panggung.

Ana tersenyum sambil memperhatikan setiap sudut disana. Ana menoleh saat seseorang menepuk bahunya.

"Udah?"

Ana tersenyum lembut. "Udah kok."

"Yaudah yuk pulang."

"Bentar, aku ambil tas dulu." Ana segera berlari untuk mengambil tasnya yang tergeletak dimeja kemudian menghampiri Arka yang sedang menunggunya. Ia menggenggam tangan Arka erat. "Yuk."

***

"YEY LULUS! NGGAK SIA-SIA KEMARIN UJIAN NYONTEK!" teriak Nathan histeris. Adrian yang mendengar itu langsung menoyor kepala cowok itu keras.

"Jangan kenceng-kenceng, bego. Ntar nggak jadi lulus mau lo?!"

Sarah ikut mencibir. "Lagian bangga banget lulus hasil contekan. Nih liat nih! Lo nyontek juga nilai lo masih yang paling rendah!"

"Hah? Beneran? Mana coba gue liat lagi." Nathan mulai mencari kembali daftar namanya dan benar saja. Namanya berada diurutan nilai terendah.

Sarah menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba Ana datang dan menepuk bahunya.

"Gimana? Lulus nggak?" tanyanya.

"Lulus dong! Sarah gitu loh!" Sarah menepuk-nepuk dadanya menyombongkan diri.

"Gue lulus nggak? Cariin nama gue dong."

Sarah menepuk dahinya. "Oh iya! Gue lupa. Bentar, gue cariin dulu." Sarah mulai mencari nama Ana dideretan nama siswa dan siswi sesuai dengan urutan nilai yang mereka peroleh. Mulai dari yanv terbaik dan juga terburuk. Namun, ia tak kunjung menemukan nama Ana disana.

"Kok nggak nemu si, Na." ucapnya lalu menoleh pada Ana.

Ana menautkan kedua alisnya. "Masa sih Sar nggak ada?"

"Nggak bener nyarinya nih kamu beb." tuduh Nathan kemudian ikut mencari nama Ana pada beberapa kertas yang tertempel di mading.

"Nama lo emang beneran nggak ada, Na."

"Hah? Masa sih?!"

"Ngeyel sih lo buntut kuda. Dibilangin juga." cibir Sarah.

"Tapi nama lo sama Arka ada didaftar siswa dan siswi lulusan terbaik di SMA Pancasila, Na!" ujar Nathan heboh. Ana menutup mulutnya dengan kedua tangan karna terkejut tak menyangka. Sangking senangnya kini Ana jingkrak-jingkrak tak jelas disana. Nathan seolah tak menyia-nyiakan itu dan langsung mendekat ingin memeluk Ana. Sampai tiba-tiba saat mereka berdua sudah hampir berpelukan, seseorang menarik bahu Ana menjauh sehingga Nathan kini memeluk angin.

"Nggak usah modus lo."

Sarah dan Adrian terkekeh melihat ekspresi wajah Nathan yang seperti orang yang baru saja ke gep berbuat mesum.

"Meluk doang apa salahnya si, Ar."

Sarah mengusap wajah Natahan. "Mending lo diem deh, Nat. Ngardus mulu lo."

[AHS#1] Arka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang