WARNING! ⚠️
Part ini menyebabkan sakit jantung, gagal ginjal, kurap, panu, bisul dan senyum-senyum berlebih! Kalo punya riwayat sakit berat, mending gausah baca. Tapi kalo emg ngeyel, gue nggak mau tanggung jawab resikonya hehe..
Happy reading!
Arka mencengkram kuat tangan Cindy membuat sang empu meringis. "Sakit, Ar! Lepas!"
Arka melepaskan cengkramanya kasar. "Gue bisa bersikap kasar sama orang yang ikut campur urusan gue bahkan itu cewek sekalipun."
"Lo kenapa si belain dia mulu? Apa yang lo suka dari cewek cupu kaya dia?!"
Adel yang sejak tadi menyaksikan kejadian tersebut kemudian mendekat pada Ana dan memutuskan untuk membawa Ana menjauh. Ia tau betul kondisi di sana sedang tidak baik.
"Bukan urusan lo."
"Gue suka sama lo, Ar."
Arka memutar bola matanya jengah. "Tapi gue nggak suka sama lo. Harus pake bahasa apa si biar lo ngerti?"
Cindy terisak. "Lo jahat tau nggak!" ia memukul dada Arka pelan.
Arka bercak malas. Melepas tangan Cindy dari dadanya. "Gausah drama deh."
"Ini pasti gara-gara Ana, kan?"
"Ini nggak ada sangkut pautnya sama dia."
"Ini ada, Arka! Liat aja gue bakal buat perhitungan sama dia!" Cindy hendak berlalu pergi namun lengan gadis itu ditahan lebih dulu oleh Arka.
"Jangan berani sentuh dia, atau lo berurusan sama gue." ucap Arka dingin. Sangat dingin membuat Cindy bergidik ngeri. Cengkraman tangan Arka pun sangat kuat ditanganya membuat ia meringis sakit.
"Gue udah pernah peringatin lo buat nggak bersikap macem-macem sama Ana. Harusnya lo tau seberapa penting cewek itu dihidup gue."
***
Arka berlari mencari keberadaan Adel dan Ana. Saat matanya menangkap kedua gadis itu di taman rumah sakit, dengan segera ia menghampiri mereka berdua.
"Ana?"
Adel kemudian memilih untuk pergi dari sana. Tak mau mengganggu keduanya untuk bersama.
"Na?"
Ana tak menoleh, justru kini makin menundukan kepalanya. Arka pun lalu menghampiri gadis itu. Duduk diranjang Adel sehingga kini mereka berhadapan.
"Kenapa diem?"
Ana menggeleng pelan.
"Sumpah kalo gue jadi lo, gue nggak akan semurah ini. Dengerin baik-baik ya, Arka baik sama lo itu karna di kasian. Nggak lebih. Jadi lo nggak usah terlalu ngarep sama dia."
"Ana."
Arka menghembuskan nafasnya. "Jangan diem gini dong, Na." jika begini, Arka semakin tak suka pada Cindy.
"Cindy ngomong apa aja sebelum gue dateng?"
Ana masih diam.
"Kalo lo nggak mau cerita, biar gue yang tanya langsung sama Cindy." Arka berancang-ancang untuk berdiri namun Ana menahan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AHS#1] Arka
Teen FictionArka Revano Abraham, cowok tampan yang tak mempunyai sifat prikemanusiaan. Cowok dengan sifat sedingin es, dan sekeras batu. Kecelakaan yang terjadi kepada kedua orang tuanya membuat sebagian hidup Arka hancur. Satu-satunya alasan Arka bertahan hidu...