Ramein setiap paragraf sama komentar donggg
Happy reading!
Hari kelulusan adalah hari yang dinantikan oleh kelas XII terutama Ana, Arka, Sarah dan teman-teman seangkatannya. Semakin kesini, obrolan pun mulai membahas kemana mereka akan melanjutkan pendidikan mereka.
"Tapi nggak yakin gue kalo masuk UI," ucap Sarah pesimis.
"Gimana kalo masuk KUA sama gue aja, Sar?" sahut Nathan menggoda.
Sarah melirik tajam. "Ngawinin kambing?!" celetuknya membuat siapapun yang mendengar itu terkekeh.
"Ngawini kita lah, Sar," Nathan menaik-turunkan alisnya sementara Sarah mendengus.
"Btw, kalian mau pada kemana nih?" tanya Sarah melirik satu persatu Ana, Adrian dan Arka.
"Nggak tau," sahut mereka serentak.
Brak!
Nathan menggrebrak meja keras membuat anak-anak dikantin melirik kearahnya. "Kalian gimana si? Kalian ini kan penerus bangsa! Masa hal kayak gini aja kalian plin-plan! Tegas dong, tegas! Gimana negara kita mau maju kalo anak bangsa nya kaya kalian gini!" serunya menggebu-gebu.
Arka memutar bola matanya malas. "Emang lo tau lo mau ngelanjutin kemana?" tanyanya.
Nathan menggaruk rambutnya yang tidak gatal kemudian menjatuhkan kembali pantatnya dikursi. "Nggak si."
"Huuuuu!" sorak semua anak di kantin.
"Eh tapi gue bakal ngelanjutinnya ikut-ikut Sarah! Iya kan beb?" Nathan menaik-turunkan alisnya sementara Sarah mengekspresikan ekspresi jijik. Kenapa harus ada manusia semacam Nathan ini, Tuhan!
"Oh iya, soal dana buat perpisahan gimana, Sar?" tanya Adrian.
"Ya, lo tau lah gimana miskin nya anak-anak SMA Pancasila. Banyak yang nunggak," ucap Sarah sambil meminum minumannya.
Adrian mengangguk kemudian beralih pada Arka. Ia menepuk pundak cowok yang sedang sibuk bermain game diponselnya itu sehingga cowok itu menoleh. "Apan sih nyet? Ganggu aja."
"Lo kayaknya harus keluar dana lagi deh, Ar," ucap Adrian.
Sarah dan Nathan mengangguk bersamaan. "Lagian gue heran ya sama mereka ini kan acara mereka, kok bisa-bisanya mereka nggak pada mau bayar," Sahut Nathan. Cowok itu menopang wajahnya dengan tangan sambil berfikir menatap keatas.
"Yaudah si lo minta aja sana sama Juno," ucap Arka enteng. Papah Arka dulu adalah penyumbang dana terbesar pada SMA mereka. Tak heran, sebad apapun Arka, tak ada yang berani bertindak macam-macam pada cowok itu disekolah. Selain karna itu, Arka sendiri sebenarnya adalah cowok yang cukup berprestasi di sekolah.
"Emang biasa gitu ya?" tanya Ana. Dia baru tau jika anak-anak disini sangat pelit terhadap uangnya.
"Ya gitu deh, Na. Pada miskin semua. Padahal ini kan acara buat mereka ya?" ujar Nathan.
"Alah! Lo aja nggak pernah bayar. Sosoan nyeramahin lo! Ngomong tuh sama kuda!" celetuk Sarah.
Nathan menyengir lebar. "Ngutang ya, Ar."
"Ngutang kok setiap tahun." Adrian mencibir. Pasalnya, cowok itu setiap tahun akan nunggak SPP atau pun akan diadakannya acara seperti ini. Jatuhnya, ya Arka lagi yang membayar semuanya.
"Oh iya, Na. Lo jadi kan mau jadi panitia pas acara prom night nanti?" tanya Sarah. Sesuai rencana yang merek adakan jauh-jauh hari. Bukan hanya prom night sebenarnya yang diadakan tapi akan ada juga beberapa acara lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AHS#1] Arka
Teen FictionArka Revano Abraham, cowok tampan yang tak mempunyai sifat prikemanusiaan. Cowok dengan sifat sedingin es, dan sekeras batu. Kecelakaan yang terjadi kepada kedua orang tuanya membuat sebagian hidup Arka hancur. Satu-satunya alasan Arka bertahan hidu...