Chapter 26

7K 239 15
                                    

Happy reading zayeng..

Ana yang tiba-tiba datang tentu mengejutkan pria paruh baya disampingnya.


"Bapak lagi ngapain disini?" tanya Ana tiba-tiba. Saat melihat pria itu hendak pergi, diapun dengan cepat menarik tangan pria itu.

"Bapak tunggu!" pria itu berbalik dan menatap Ana heran, "saya perlu bicara dengan bapak.."

"S-saya sibuk, maaf." tolak pria itu.

"Saya mohon, pak. Sebentar."

Pria itu mengangguk pasrah membuat Ana yang melihat itupun tersenyum senang dan langsung membawa pria itu ke kafe tadi.

Mereka pun duduk dan memesan minuman. Ana yang memaksa pria itu agar mau menerima nya.

"Makasih ya, mba." Ana tersenyum kearah pelayan yang baru saja mengantarkan minuman mereka.

Pelayan itu mengangguk lalu meninggalkan meja Ana.

"Oh iya, Silahkan diminum pak—"

"Saya, Surya." pria itu mengulurkan tangan memperkenal kan dirinya.

"Saya— Ana pak, saya sahabat, eh bukan temen. Saya temen nya Arka." Ana menjabat tangan pria itu.

"Oh temen nya, saya kira kamu pacar anak saya." pria itu terkekeh diakhir kalimat.

Ana tersenyum malu. "Bapak bisa aja." ucapnya sambil menyelipkan helaian rambut nya. " bapak papa nya Arka kan?"

Surya tersenyum. "Iya, mungkin. Atau mungkin hanya saya yang menganggap bahwa Arka adalah anak saya. Dan Arka tidak pernah menganggap seperti itu."

"Saya yakin bahwa suatu saat Arka bakalan menganggap bapak sebagai papahnya." Ana menatap pria di depannya sambil tersenyum hangat.

"Saya harap seperti itu, saya sayang sama anak-anak saya. Arka dan Adel, saya sayang mereka berdua. Mungkin memang kesalahan saya dulu sangat keterlaluan kepada mamahnya Arka. Saya menyesal..."

Ana tertegun saat Surya meneteskan air matanya. Sebegitu terlukanya kah pria di hadapannya?

"K-kamu temen Arka bukan? Saya hanya ingin kamu mengatakan pada Arka dan Adel bahwa saya sayang mereka berdua. Saya menyesal meninggalkan mereka dulu. Dan ini," Surya mengeluarkan sebuah kotak dari saku jas nya. "saya harap kamu mau memberikan ini pada Arka, dia pasti tidak akan menerima hadiah apapun jika saya yang memberikannya."

Ana mengambil kotak itu. "Saya pasti akan memberikan ini ke Arka, saya juga akan pastikan bahwa Arka akan bisa memaafkan bapak nantinya." ucap Ana tulus membuat Surya tersenyum.

Surya menghapus air matanya, membenarkan kembali jas yang dipakai nya. kemudian bangun dari duduknya. "Saya harus pergi, permisi." pamitnya begitu saja meninggalkan Ana.

Sementara Ana hanya terdiam. Semua yang baru saja terjadi kini tak bisa masuk kedalam isi kepalanya. Rumit. Dia menatap kosong kotak didepannya. Kini, bagaimana dirinya harus memberikan kotak itu pada Arka?

***

Sore ini Ana sedang berada dirumah Arka. Hari ini adalah kepulangan Adel dari liburannya. Sekarang dirinya dan Adel sedang membongkar isi tas gadis itu.

"Liat nih kak, Adel beliin ini buat kakak," Adel menunjukan sebuah syal pada Ana.

"Wah lagi pada buka-buka oleh-oleh nih?" sahut Adrian yang tiba-tiba datang.

"Ngapain lo bang?"

"Mau numpang makan lah."

"Numpang tros. Miskin amat."

[AHS#1] Arka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang