Chapter 54

7.2K 357 41
                                    

Ngaret terooss wkwk maap2 ya baru sempet hehe..

Mau nanya lagi nih gue. Apa yang kalian suka dari cerita ini ( review lengkap ya ) sampe rela dan semangat nunggu updatenya.

Jawab yang menarik, oke! Nanti gue post di instagram.

Jangan lupa follow ya karna ada trailer Arka juga disana! @zahrotul13_

Happy reading!

Entah sudah beberapa kali Arka mengecek jam ditangan kirinya. Ini sudah hampir lima belas menit dirinya menunggu seseorang. Arka tentu bukan tipe orang yang suka menunggu untuk hal yang tak terlalu penting. Tapi ini tentang Ana, gadisnya. Hal yang terpenting untuk dirinya saat ini.

Ia menoleh saat mendengar suara tarikan kursi didepannya. "Maaf ayah terlambat."

Arka hanya menatap datar sambil mengangguk. Tak mau berbasa-basi, ia langsung mengambil sesuatu disakunya kemudian memberikan itu pada orang didepannya. "Ada hubungan apa Anda dengan dia," ucapnya sambil menunjuk foto pria itu bersama dirinya.

"Bram Anggara?" Surya mengangkat kedua alisnya bingung sambil menatap Arka.

"Ya."

"Dia teman bisnis ayah."

"Hanya teman bisnis?" tanya Arka memastikan.

Surya mengangguk mantap. "Tentu saja. Ada apa kamu bertanya seperti itu?"

"Dia ayah dari Ana."

Surya terkejut dengan yang diucapkan putranya namun secepat mungkin dia menyembunyikan raut terkejutnya tersebut. "Ana——"

"Pacar saya."

Surya tertegun. Ia terkekeh setelah beberapa saat. Ternyata ini alasan seorang Arka menanyakan hal seperti ini padanya.

"Kalo memang tidak ada lagi, saya mau pergi dulu," pamit Arka, berancang-ancang untuk berdiri namun seketika Surya memanggilnya.

"Boleh nanti ayah main kerumah kamu?"

Arka terdiam lama. Melihat mata ayahnya yang penuh permohonan, membuat dirinya ingat akan pesan Ana dulu. Mungiin memang seharusnya kali ini ia memafkan ayahnya. Arka menarik napasnya dalam kemudian mengangguk. Setelah itu cowok berhodie tersebut pergi meninggalkan kafe itu. Setelah berada dihalaman, Arka segera membawa mobilnya untuk menuju kesuatu tempat.

Dia tak mau lagi menunda untuk menyelesaikan masalah ini. Lebih cepat lebih baik tentunya.

Arka terpaksa meminggirkan mobilnya ditepi jalan saat mendengar ponselnya berbunyi. Cowok itu berdecak malas.

"Abang! Abang dimana?"

"Apaan si Del? Nggak usah teriak-teriak abang denger."

"Abang mending pulang sekarang aja deh. Kak Ana badanya panas banget, bang."

Arka tersentak. Ana baik-baik saja saat dia meninggalkan dirinya dirumah. Saat sekolah tadi pun, cewek itu masih terlihat baik-baik saja. Tak mau basa-basi cowok itu segera mematikan ponsel dan memutar setirnya berbalik.

Dan benar saja saat Arka memasuki kamar gadis itu, Ana sedang tertidur diatas kasur dengan mata terpejam. Ia mendekat dan menempelkan tangannya didahi Ana, mengecek kondisi tubuh gadis itu.

"Adel balik kak Ana udah gitu bang."

"Udah panggil dokter?" tanya Arka sedikit menoleh kebelakang.

"Udah. Bentar lagi paling dokternya sampe."

***

Arka saat ini sedang duduk di meja belajarnya. Tidak untuk belajar. Tapi untuk menyelesaikan urusan perusahaan. Juno bilang jika ada orang yang sengaja mengambil uang kantor sehingga perusahaan ayahnya terus saja mengalami kerugian. Dan mereka sedang mengusut siapa dalang dibalik ini semua.

[AHS#1] Arka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang