Chapter 06

11.4K 444 47
                                    

Jangan tanyakan bagaimana kejadian beberapa hari yang lalu pada Ana. Yang jelas, tentu saja Ana sangat-sangat malu. Terlebih setelah kejadian itu, tante Arka selalu saja menggodanya.

Ana tanpa sadar tersenyum kecil melihat kearah kakinya yang terdapat handsaplas bergambar kucing menutupi lukanya tersebut. Ana perlahan membuka handsaplas tersebut. Meskipun kakinya sudah tak lagi sakit, luka dikakinya masih belum benar-benar kering. Tapi dia berfikir jika luka itu mungkin tidak akan kering jika terus ditutup dan tidak diberi angin.

Ana kemudian berjalan menuju meja belajarnya dan mengambil buku diary miliknya. Ia membuka halaman kosong kemudian menelpelkan handsaplas itu disana. Tak lupa ia memberi sebuah pesan singkat.

05-08-19

Sory banget sempet mikir kalo lo cowok yang galak dan nyebelin.

Ana menutup diary itu kemudian menyandarkan punggungnya dikursi. Ia memegang perutnya yang berbunyi. Ia jadi teringat jika pagi ini Ana berencana untuk keluar membeli sarapan. Dengan berat Ana mengambil ponsel dan dompetnya kemudian keluar dari rumahnya.

Setelah mengunci pintu, matanya langsung tertuju pada Adel yang sepertinya akan keluar juga. "Kak Ana!" teriak Adel saat melihat Ana. Ana yang dipanggil pun menghampiri gadis itu.

"Kenapa, Del?"

"Kak Ana mau kemana? Kok udah rapih aja?"

"Oh itu kak Ana mau beli makan," ucapnya memberi tau.

"Oh mau beli makan." Adel hanya mengangguk-anggukan kepalanya. "Kaki kak Ana gimana?"

Ana mengerjap. Padahal hanya ditanya seperti itu tapi pipinya sudah memanas. "Udah nggak papa kok. Oh iya, Adel udah makan?" tanya Ama mengalihkan.

"Belum, ini juga Adel lagi nungguin abang mau beli makan."

Ana mengangguk paham.

"Adel.. Cepet!" teriak Arka tiba-tiba. Terlihat cowok itu sedang berjalan kearah motornya.

"Iya bentar!" Adel tiba-tiba menarik tangan Ana untuk mengikutinya.

"Bang." Adel menepuk pelan punggung cowok itu.

Arka yang hendak memakai helm pun kemudian menoleh. "Apa? Cepet dong naik. katanya mau cari makan?"

"Em jadi gini, Abang cari makannya sama kak Ana aja, ya?" ucap Adel berhasil membuat Ana membelalakan matanya tidak percaya.

"Nggak!" ucap Ana dan Arka berbarengan kemudian melirik satu sama lain.

"Tapi kan kita sama-sama mau cari makan. Karna motor abang nggak bisa buat tiga orang jadi biar abang sama kak Ana aja yang beli."

"Nggak. Apaan si! Kan niat abang mau cari makan sama kamu. Bukan dia." jawab Arka kemudian melirik Ana.

Ana balas melirik tajam Arka. "Iya Del, lagian kakak bisa kok nyari makan sendiri."

Adel melirik keduanya bergantian. "Atau gini aja, kita cari makan bareng-bareng. Nanti biar makan nya disana. Gimana?" usul Adel sambil menaik-turunkan alisnya.

Arka kemudian menghembuskan nafas pasrah. Dirinya tak pernah berhasil jika sudah berdebat dengan adiknya ini. "Hm."

"Yaudah yuk!" ucap Adel kemudian menarik tangan Ana untuk berjalan, diikuti oleh Arka dibelakangnya.

"Kita mau makan apa bang?" tanya Adel saat mereka sedang berjalan di komplek rumahnya.

"Terserah kamu." ucap Arka masih fokus pada ponselnya.

[AHS#1] Arka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang