Happy reading!
"Halo."
"Bisa jelasin?"
"Dia temen aku."
"Cuma temen?"
"terus mau kamu apa? Lebih?"
"Nggak!"
Hening...
"Serius cuma temen, kan?"
"Hm.."
Terdengar suara hembusan nafas, "Yaudah."
"Iya."
"Udah makan?"
"Udah."
"Oh yaudah, kamu baik-baik disana! Aku tutup telfon nya dulu."
"Iya, kamu juga."
"Yaudah, bye.."
Tutt..
Ana membanting ponselnya di kasur kemudian merebahkan tubuhnya kembali.
Tiba-tiba moodnya langsung memburuk karna telfon itu.Ana bangun ketika pintu rumahnya ada yang mengetuk.
Tok tok tok
Ana berdecak "siapa si?! Gatau orang lagi bete kali ya?!"
Tok tok tok
"Iya! Bentar!" teriaknya dengan nada tinggi. Ana yang mulai gerampun bangun dari duduknya dengan malas.
"Halo cantik!" sapa seseorang didepan Ana dengan senyuman lebarnya.
"Sarah? Gue kira lo siapa!"
Sarah hanya menyengir perhatiannya teralih melihat perban ditangan Ana. "Tangan lo kenapa Na kok diperban gini?" tanya Sarah khawatir.
"Oh, ini ceritanya panjang Sar."
Sarah mengangguk. "Tapi udah gak papa kan?"
"Gak papa kok, tenang aja! Btw, lo ngapain kesini?"
"Hehe gue m-"
Ucapan Sarah terpotong saat seseorang berteriak dari arah belakang. "KAK ANA!"
Mereka kemudian menoleh kesumber suara terlihat Adel sedang berlari kecil kearah mereka.
"Kenapa?" tanya Ana saat Adel sudah berada dihadapannya.
"Hehe gak papa, tadi gak sengaja liat kak Sarah sama kak Ana jadi Adel kesini deh soalnya dirumah terus sumpeg." jelasnya.
"Nah kebetulan kalo gitu, gue juga mau ajak lo jalan Na! Gimana kalo kita jalan-jalan bertiga?" Sarah kemudian menaik-turunkan alisnya.
"Mau jalan kemana?" tanya Ana.
"Keliling Bandung aja si." jawab Sarah.
Ana mengangguk. "Boleh juga si. Kamu ikut Del?"
"Emangnya boleh?" tanya Adel kemudian.
"Boleh dong!" kali ini bukan Ana yang menjawab tapi Sarah. Adel yang melihat itu pun mengangguk antusias.
"Yaudah deh, gue mau ganti baju dulu bentar." ucap Ana kemudian masuk lagi kerumah nya. Lebih baik dirinya pergi jalan-jalan dari pada harus memikirkan telpon tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AHS#1] Arka
Roman pour AdolescentsArka Revano Abraham, cowok tampan yang tak mempunyai sifat prikemanusiaan. Cowok dengan sifat sedingin es, dan sekeras batu. Kecelakaan yang terjadi kepada kedua orang tuanya membuat sebagian hidup Arka hancur. Satu-satunya alasan Arka bertahan hidu...