Happy reading!
Sekitar pukul 11 siang. Arka sudah sampai di Jakarta—Kantor papanya lebih tepatnya. Saat masuk ke gedung tinggi tersebut, banyak karyawan yang menyapanya. Mereka tentu sudah mengetahui jika Arka adalah anak dari pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.
"Mba, saya mau ketemu sama pak Hermawan, ada? " ucapnya pada sekertaris pamanya.
Perempuan itu mengangguk. "Oh, sebentar ya," ucapnya ramah.
"Eee mas Arka tunggu diruangan pak Hermawan aja katanya. Beliau lagi ada meeting."
Arka mengangguk kemudian masuk ke ruangan pamanya tersebut. Dia tampak melihat-lihat kesekeliling ruangan yang cukup luas tapi tak seluas ruangan milik papanya.
Dia kemudian duduk di sofa dan mengeluarkan ponsel untuk bermain game untuk menghilangkan rasa bosan nya.
Tak tetasa waktu bergerak begitu cepat. Arka melirik jam di tangannya. Sudah sekitar 15 menit Arka menunggu tapi tetap saja belum ada tanda-tanda pamannya akan datang.
Arka kemudian menyandarkan badanya pada punggung sofa, lalu memejamkan matanya. Ingatannya kembali jatuh pada kejadian tadi malam saat seseorang mengantarkan Ana. Tidak usah menebak pun, Arka tentu tau siapa lelaki itu. Bagaimana caranya mengecup Ana, merangkulnya, Arka rasa tak ada yang perlu dipertanyakan.
Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan pria paruh baya sedang tersenyum kemduian berjalan menghampirinya dan duduk didepan nya.
"Sudah lama kamu nunggu, Ar?" tanyanya.
"Lumayan om."
"Baiklah, kamu sudah pelajari beberapa email yang om kirim kemarin?"
Arka mengangguk. "iya."
"Yasudah, kita bahas dulu dari mana kamu harus memulainya."
***
Ana langsung berlari saat bel pulang berbunyi. Dia terus memikirkan apakah Adel sudah pulang? Sedang apa dia? Dia terus berlari untuk mencari angkutan tak peduli dengan Sarah yang terus memanggil karna heran dengan tingkah Ana hari ini.
Setelah membayar angkot tersebut Ana segera berlari menuju rumahnya. Terlihat Adel yang sedang duduk di teras sambil membaca novel.
Ana menghembuskan nafasnya lega kemudian menghampiri Adel.
"Kamu udah makan Del?" tanyanya tiba-tiba membuat Adel tersentak kaget.
"Astagfirullah kak Ana. Aku kira siapa!" ucapnya sambil mengusap-usap dadanya.
"Maap deh. Kamu udah makan?"
"Belum kak nanti aja, aku belum laper."
Ana mengangguk. "gimana kalo nanti malem kita makan nasi goreng di depan komplek, mau gak?"
"Setujuu!" seru Adel semangat Ana hanya terkekeh melihat nya.
"Kak Ana serius nanti malem mau nginep?"
"Iya dong, mumpung gak ada abang kamu!"
Adel mengangguk kemudian mengacungkan kedua jempolnya.
***
"Udah belum Del?" seru Ana dari luar. Adel kemudian segera berlari menghampiri Ana karna seperti rencananya. Malam ini mereka akan makan nasi goreng didepan komplek.
"Udah yuk kak." Ana mengangguk lalu mengunci pintu rumah Adel kemudian mereka segera pergi ke depan komplek.
"Pak, 2 sedeng ya!" ucap Ana pada penjual nasi goreng tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AHS#1] Arka
Teen FictionArka Revano Abraham, cowok tampan yang tak mempunyai sifat prikemanusiaan. Cowok dengan sifat sedingin es, dan sekeras batu. Kecelakaan yang terjadi kepada kedua orang tuanya membuat sebagian hidup Arka hancur. Satu-satunya alasan Arka bertahan hidu...