Chapter 59

6.5K 383 88
                                    

Alhamdulillah banyak yang setuju kalo babang Arka bakal jadi buku. Yang setuju, mau beli dong ya? Mau meluk babang Arka sama kakak Ana dong ya? 😁

Btw, gue kangen kalian aktif komen😞
Ayo dong ramein setiap paragrafnya..

Happy reading:)))

Universitas Of Western Australia atau (UWA) adalah universitas yang Arka pilih untuk melanjutkan pendidikannya dan Ana. Dengan menggunakan penerbangan Batik Air dari banda Soekarno-Hatta dan menempuh perjalanan kurang lebih empat jam untuk sampai pada bandara Perth dan harus menggunakan taksi untuk bisa sampai pada universitas itu. Penginapan dan lain segalanya sudah Juno siapkan. Kebetulan karna almarhum ayah Arka adalah pengusaha terkenal dan memiliki beberapa teman disana sehingga Arka mudah mendapatkan rumah yang dekat dengan universitas yang akan menjadi sekolah mereka.

Arka mempererat genggaman lengannya pada Ana membuat gadis yang sedang melihat kearah jendela itu menoleh.

Arka tersenyum kecil. Mengecup lama lengan gadis itu. Saat ini dia sedang berada didalam mobil perjalanan menuju bandara. Adel, Adrian, Sarah, Nathan juga ikut dimobil dibelakang mereka.

"Kenapa si?" tanya Ana heran. Arka menggeleng, menyandarkan kepala Ana pada pundaknya.

Tak lama merekapun sampai pada tujuan. Segera mereka keluar dan membawa koper mereka dibantu oleh yang lainnya.

"Jam berapa penerbangannya?" tanya Adrian sembari berjalan memasuki bandara tersebut.

"Sebelas lebih lima puluh menit," Jawab Arka lalu duduk dikursi tunggu.

"Ini udah jam berapa?"

"Jam sebelas."

Adrian mengangguk lalu ikut duduk disebelah Arka. Ana, Sarah dan Adel saat ini sedang saling berpelukan. Entah kapan mereka akan bertemu lagi jika Ana benar pergi.

"Nanti jangan lupain gue, ya?" pinta Sarah masih dalam posisi berpelukan dengan Adel dan Ana.

"Lo itu sahabat terbaik gue, nggak mungkin gue ngelupain lo." Ana melepaskan pelukannya kemudian menghapus air mata kedua wanita didepannya bergantian.

Arka tersenyum melihat ketiga wanita itu. Ia menoleh saat Juno menepuk pundaknya. "Lo nggak mau liat jadwal lagi? Barangkali ada percepatan keberangkatan." usul Juno. "Sekalian beli minum, aus nih."

Arka mengangguk lalu beranjak. "Mau ikut nggak lo?" tawarnya pada Adrian. Cowok itu mengangguk mau. "Kuy lah."

"Lo nggak ikut, Nat?" tanya Juno pada Nathan.

"Nggak. Gue disini aja jagain ciwi-ciwi."

Juno mengangguk lalu segera menyusul Adrian dan Arka yang sudah pergi terlebih dulu.

Ana mengambil ponsel yang berada ditasnya saat merasa benda pipih itu berbunyi.

Ia menyerit, tak mau ambil pusing, Ana segera mengangkat telepon tersebut.

"Kembali atau kau akan melihat jasad Siska dan anaknya."

Tutt..

Jantung Ana berdetak dua kali lebih cepat. Itu suara ayahnya. Ia tahu betul suara itu. Ana segera memasukan kembali ponsel itu kedalam tasnya dan beranjak membuat teman-temannya menyerit akan itu.

"Lo mau kemana, Na?!" Sarah mencekal lengan Ana.

"Gue, ma—u beli pembalut. Sebetar." ia segera berlari keluar, tak memperdulikan teriakan dari Sarah, Adel dan Nathan. Merasa ada yang aneh, Sarah memutuskan untuk mengejar Ana keluar namun hasilnya nihil karna Ana sudah terlebih dulu menaiki taksi. Sarah tak menyianyiakan itu, ia langsung mengambil ponselnya dan memfoto plat nomor taksi yang Ana tumpangi. Entahlah, mungkin itu bisa berguna.

[AHS#1] Arka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang