Makasih buat yang udah jawab pertanyaan gue kemarin:) ngak tau lagi harus ngomong apa, pokoknya sayaaang kaliann🖤🥺
Harusnya kemaren malem update, tapi malah ngaret. Maapkan ya huhu tapi tenang, sebagai gantinya part kali ini lebih panjang daripada part sebelumnya.
Happy reading!
Setelah mendengar kepulangan Ana. Adel dan Adrian langsung saja pergi kerumah Arka. Saat ini, Arka sedang duduk di sova ruang tamu dengan Adrian didepannya.
"Jadi dia balik semalem?"
Arka mengangguk.
"Dan lo kaga bilang apa-apa sama gua?! Lo tau adik lo nangis semaleman woy! Mana minta nya dibeliin eskrim mulu. Abis duit gue belanjain adik lo."
Arka terkekeh. Tak heran lagi dengan sikap adiknya.
"Tapi kenapa dia bisa luka gitu?" tanya Adrian. Cowok itu terkejut saat baru mengetahui kondisi Ana dengan banyak luka ditubuhnya.
Arka menghembuskan nafasnya. "Pengawal bokapnya nangkep dia."
Adrian mengangguk-anggukan kepalanya. Namun saat merasa ada yang aneh diapun menoleh lagi pada Arka. "Pengawal bokap?!" ucapnya heboh sambil menodongkan kepalanya kewajah Arka.
Cowok itu mendorong jidat Adrian agar menjauh. "Hm."
"Jahat banget ya? Ana kan anak kandung dia. Kok bisa-bisanya dia gitu sama anak dia sendiri." Adrian menggelengkan kepalanya heran.
Arka terdiam sebentar. Dia kemudian menoleh ke arah dapur. Disana terdapat Ana dan Adel yang sedang berbincang. Dia tersenyum kecil. Perasaan hangat tiba-tiba singgah dihati nya.
Arka bangun kemudian mendekat kearah dapur. "Na."
Ana menoleh sambil tersenyum lembut. Senyum yang membuat Arka menjadi merasa bersalah karna membiarkan luka ditubuhnya. "Iya?"
Arka menarik tangan cewek itu membuat Adel yang melihat itupun menahan lengan Ana. "Mau kemana?! Adel belum selesai ngomong sama kak Ana!"
"Apaan si kamu. Abang mau ngomong sama dia."
Adel mendengus. Dia kemudian melepaskan lengannya dari tangan Ana. "Jangan lama-lama. Awas aja sampe lama! "
"Suka-suka abang," ucap cowok itu sambil menarik Ana. Sementara Ana hanya terkekeh geli melihat mereka.Arka mendudukan Ana dikursi kamarnya. "Lukanya masih sakit?" tanya nya melihat luka ditangan Ana.
Ana menggeleng. "Nggak kok."
"Gausah ngelakuin apa-apa dulu. Lo belum sembuh total."
"Nggak boleh ngelakuin apa-apa itu ngelakuin apa?" tanya Ana sambil mengangkat dagunya.
Arka terkekeh kemudian mendorong dahi gadis itu. "Ya nggak usah masak atau semacamnya."
"Masa gitu si. Nanti gue bosen dong kalo cuma diem doang." Ana mencebik kesal. "lagian gue udah nggak papa kok."
"Nggak ya nggak, Na."
Cewek menghembuskan nafas pasrah. "Yaudah deh."
"Hari ini mau makan apa? Biar nanti kita makan diluar."
Ana tersenyum antusias. "Beneran?" tanyanya. Arka mengngguk.
"Adel sama Adrian juga?"
"Nggak, kita berdua aja. Mereka biar dibungkus aja nanti."
"Kok gitu?"
Arka memutar bola matanya. Gadis itu benar-benar sangat cerewet. "Udah sana ganti baju."
KAMU SEDANG MEMBACA
[AHS#1] Arka
Teen FictionArka Revano Abraham, cowok tampan yang tak mempunyai sifat prikemanusiaan. Cowok dengan sifat sedingin es, dan sekeras batu. Kecelakaan yang terjadi kepada kedua orang tuanya membuat sebagian hidup Arka hancur. Satu-satunya alasan Arka bertahan hidu...