Happy reading!
Arka memasuki kamar Adel dengan segelas coklat hangat buatannya. Biasanya memang dia akan membawakan susu, tapi stok susu habis dan dia belum sempat keluar untuk berbelanja.
Arka meletakan gelas itu didepan gadis yang sedang duduk di meja belajarnya. Matanya sama sekali tidak menengok dan masih sibuk berkutat dengan buku di hadapannya.
"Del, ada yang mau abang bicarain sama kamu." ucap Arka kemudian duduk di tepi ranjang gadis itu.
Adel baru menoleh kearah belakang. "Apa bang?"
Arka terdiam sebentar. "Perusahaan ayah koleps. Ada sedikit kendala dibagian keuangan dan itu berdampak buruk untuk perusahaan."
Adel menyerit. "Maksud abang bangkrut?"
Arka tersenyum kecil. "Iya, hampir." Arka menjeda ucapannya. "ayah ngebangun itu semua dengan kerja keras. Kita, terutama abang nggak mungkin ngebiarin kerja keras ayah sia-sia gitu aja."
"Abang mau nerusin perusahaan itu?"
Arka mengangguk. "Iya. Kamu gapapa kan abang tinggal? Gabakal lama si, beberapa hari doang. Cuma mungkin nanti abang bakal sering pergi-pergi."
Adel tersenyum. "Gapapa kok bang. Adel paham. Adel juga bukan anak kecil lagi kali."
"Abang tau. Tapi tetep aja kamu itu masih kecil dimata abang. Nanti abang minta Ana buat jagain kamu, ya?" tanya Arka, Adel mengangguk antusias.
"Abang nanti mau jenguk mamah juga?"
"Iya."
Adel mendesah pelan. "Padahal Adel pengen jenguk mamah. Tapi sayangnya besok ada ujian."
"Lain kali aja." Arka bangun dari duduknya kemudian berjalan kearah Adel. "tidurnya jangan malem-malem." ia mengacak pelan rambut gadis itu.
Adel mengangguk. Arka kemudian membuka pintu hendak untuk keluar sebelum Adel tiba-tiba kembali memanggilnya.
"Bang."
Arka terdiam sebentar kemudian menoleh kebelakang. "Hm?"
"Semangat ya!"
Arka tertegun melihat senyum manis Adel. Ia malah terkekeh. "Tumben."
Adel mendengus. "Ish! Nyebelin banget orang lagi serius juga."
Arka malah semakin keras tertawa. "Iya-iya abang tau. Udah sana kamu tidur." Arka menutup pintu kamar Adel perlahan kemudian kembali ke kamarnya.
***
"ANAA!" teriak seseorang dari belakang membuat Ana menoleh. Terlihat Sarah sedang berlari kearahnya."Kenapa Sar?" tanyanya.
"Gapapa hehe."
"Oh gue kira ada apa."
"Kelas yuk!" ajak Sarah. Ana mengangguk. Mereka kemudian berjalan beriringan dikoridor menuju kelasnya.
Saat memasuki kelas yang sudah ramai. Matanya kemudian melirik seseorang yang sedang duduk dengan tangan yang berada dimeja sambil menyembunyikan wajahnya. Dia kenapa? Kata-kata yang tiba-tiba saja terlintas dipikirkan Ana.
Ana tersentak saat Sarah menepuk pundaknya. " kenapa Na? Kok ngelamun?"
"Enggak kok, yuk duduk."
Sarah hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Ana dan Sarah kemudian berjalan menuju meja mereka.
Saat hendak duduk Ana melirik kembali kearah belakang, dirinya masih bingung apa yang terjadi sehingga membuat cowok itu jadi begini. Saat tadi malam ia main bersama Adel, Arka memang sudah sangat Aneh. Duduk di luar rumah sambil melamun, saat Adel memanggilnya pun cowok itu tak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AHS#1] Arka
Teen FictionArka Revano Abraham, cowok tampan yang tak mempunyai sifat prikemanusiaan. Cowok dengan sifat sedingin es, dan sekeras batu. Kecelakaan yang terjadi kepada kedua orang tuanya membuat sebagian hidup Arka hancur. Satu-satunya alasan Arka bertahan hidu...