01

64K 5.3K 1.3K
                                    

malam itu, di sebuah tempat yang amat ramai oleh para umat manusia, musik berdentum begitu kencang. orang-orang yang ada di sana menari mengikuti irama musik edm dari permainan seorang disk jokey di atas panggung sana.

tak hanya menari, beberapa orang lain memilih duduk, entah itu hanya untuk menikmati minuman berkadar alkohol tinggi, atau melakukan sesuatu seperti bercumbu panas di antara hiruk pikuk manusia.

dari beberapa orang yang duduk dengan santai sambil menikmati musik dan alkohol, san adalah di antaranya.

lelaki surai hitam dengan sedikit warna pirang di bagian poni, rahang tegas, dan wajah menawan itu duduk sendirian di salah satu sofa. sambil sesekali meneguk minumannya, sepasang mata tajam itu tak pernah lepas dari sosok lelaki di antara banyaknya orang menari di lantai dansa.

san menatap lelaki dengan surai ungu itu penuh rasa ketertarikan, dia sangat menarik perhatian san dari bagaimana lekuk tubuh itu menari bak orang gila.

jika san telisik, club malam adalah pelarian seseorang untuk melupakan masalahnya, dan si surai ungu itu mungkin salah satunya.

dia menari dengan semangat mengikuti alunan musik, sambil sesekali menenggak minuman di tangannya yang sebentar lagi akan habis.

san menjilat bibir bawahnya. lelaki itu cukup.. sexy. san menyukai gerak tubuh sensual yang bahkan bukan hanya mengundang perhatian san, tapi juga para lelaki tua yang ada di sana.

san mendesis, pedofil-pedofil itu terus memperhatikan si ungu penuh afeksi, dan san tidak ingin membiarkan itu.

oke, cukup sudah mengamati dari jauhnya.

sebelum benar-benar beranjak, san mematikan terlebih dahulu rokok yang ia nikmati sebelumnya.

si ungu itu sedikit mabuk, san dapat melihatnya dengan jelas ketika dirinya semakin mendekati lelaki yang ternyata lebih pendek darinya itu.

“hai, purple.”

si ungu itu, menoleh bukan karena panggilan san, tetapi karena rengkuhan tangan san pada pinggang rampingnya.

“oh, hai.”

first impression yang baik, san senang melihat senyum manis itu ketika membalas sapaannya.

“sendiri?”

si ungu terkekeh kecil, “sendiri di keramaian.”

san suka melihat bagaimana lelaki itu kembali menenggak minumannya, menikmati setiap aliran alkohol yang melewati saluran tenggorokannya.

“choi san.”

si ungu menoleh, lantas mengerutkan keningnya kebingungan.

“nama gue choi san.”

“oh! oke.”

lelaki itu mengangguk-anggukkan kepalanya dengan semangat, hingga surai ungunya bergerak.

“jung wooyoung.”

san tersenyum mendengar si ungu bernama jung wooyoung itu membalas perkenalannya.

by the way, jung..”

wooyoung mengangkat sebelah alisnya, menunggu apa yang akan san keluarkan dari mulutnya.

you're sexy.”

ucapan itu mengalun tepat di depan telinga wooyoung, disertai senyum miring san.

“oh, everybody knows this, haha.”

ah, tawa yang manis, dengan pipi merona mabuk.

san diam saat itu, memperhatikan wooyoung yang kembali melanjutkan tarian berantakannya.

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang