wooyoung mencengkram kuat genggamannya pada pegangan koper yang ia geret setelah keluar dari taxi beberapa menit yang lalu, sementara pintu di hadapannya masih belum terbuka dan jongho masih sibuk menekan bel di samping pintu mahoni mewah itu.
klek!
setelah beberapa menit menunggu akhirnya pintu di hadapannya terbuka dengan menampakkan sosok wanita berumur yang terlihat masih sangat awet muda di ambang pintu.
wajah wanita itu mencerah, senyum terukir lebar dan kedua tangannya mulai merentang sambil mata menatap wajah san dan jongho dengan penuh kebahagiaan.
“sayangnya mama!”
wooyoung mengulas senyum tipis melihat bagaimana wanita yang tak lain adalah mama dari san dan jongho itu memeluk erat kedua putra kesayangannya. san dan jongho pula tak kalah eratnya memeluk tubuh wanita yang lebih pendek dari mereka itu dengan raut wajah bahagia.
wooyoung tersentuh, keluarga san sepertinya begitu harmonis.
“kenapa gak bilang pas udah sampe bandara? kan bisa mama jemput.”
wanita cantik itu mengerucutkan bibirnya, menatap san dan jongho dengan raut yang dibuat seolah merajuk.
“gak, deh. kemaren kan mama ngeluh sakit pinggang, ya kali kita minta jemput mama,” balas jongho, tanpa melepaskan pelukannya dari tubuh sang mama sementara san sudah lebih dulu melepas meski masih dalam rangkulan wanita kesayangannya.
“kamu pikir mama udah setua itu ngerasain sakit pinggang berkepanjangan, hm?”
si cantik mengusak surai bungsunya, lantas mencium pipi tembam itu dengan gemas.
“jongho aja nih yang dicium, mam?”
mata dengan bulut lentik itu beralih menatap san yang kini sedang mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum lebar.
mama terkekeh, menarik tengkuk san untuk ia kecup pipi si sulung.
“kamu keliatan seger banget dari terakhir kali mama liat.”
“iya lah, ma. kan sekarang abang udah punya pacar,” celetuk jongho.
mama mengangkat kedua alisnya, matanya tak sengaja menangkap sosok wooyoung yang berdiri diam menatapnya beserta kedua putranya.
sadar diperhatikan balik oleh mama choi bersaudara, wooyoung diserang perasaan gugup tiba-tiba. ia mengulas senyum sedikit kikuknya untuk wanita cantik itu.
“oh, ini pacarnya, kakak?”
mama melepas pelukannya dari dua darah dagingnya, beralih menghampiri wooyoung.
sementara itu wooyoung lekas membungkuk sopan, menyadari seruan wanita dewasa itu ditunjukkan untuknya.
“h-halo, tante. saya jung wooyoung.”
tak ada respon dari sang mama selain tatapan mengintimidasinya dengan bagaimana mata itu menelisik wooyoung dari atas sampai bawah.
sial, wooyoung semakin gugup.
apa mama san tak menyukai kedatangannya? tatapan itu sungguh menyerankan, berbeda dengan tatapan beberapa menit yang lalu kala mata itu menatap lembut dua putranya.
mama semakin mendekat sementara wooyoung masih berdiri dengan tetap mempertahankan senyumnya―walau sebenarnya dalam hati ia merasa amat takut sampai jantungnya berdebar kencang.
tatapan mengintimidasi itu masih tetap dipertahankan sang orang tua selama langkahnya semakin maju ke hadapan wooyoung.
apa wooyoung akan diusir?
KAMU SEDANG MEMBACA
gonbae, woosan.✔
Fanfiction🔞건배하자 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐚 𝐭𝐡𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫. ―dom san! sub wooyoung! ―harsh word! ―written in lowercase.