19🔞

42.8K 2.9K 328
                                    

wooyoung terengah-engah, lengannya dengan erat memeluk leher san, wajahnya mulai beringsut menelusup ke dalam perpotongan leher sang dominan.

“kenapa berenti?” tanya san.

si surai ungu menggeleng, sambil mengatur deru napasnya yang tak beraturan.

“capek?”

“eung.”

san mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping wooyoung, sebelah tangannya terangkat untuk mengelus punggung polos tanpa sehelai kain itu dengan lembut.

“s-san.. euhh..”

wooyoung menggigit leher san ketika sang dominan mulai menggerakkan pinggulnya.

“katanya capek?”

san menarik wooyoung dari pelukannya, memangut bibir bengkak itu sebentar sebelum kembali melepaskannya.

“gue bantu biar cepet selesai.”

wooyoung mengeratkan pelukannya pada leher san, mengerang pelan kemudian mengangguk. ia juga ingin cepat selesai. karena bercinta sambil duduk dengan ia yang bergerak naik turun di atas pangkuan san sungguh membuat kakinya pegal dan pinggangnya terasa amat sakit.

“a-ahh, s-sanni..”

sang submissive kembali mendesah dengan suara lembutnya ketika san menumbuknya, memegang tiap sisi pinggul wooyoung untuk kembali menggerakkannya.

p-purple.. kenapa lo masih sem-pit.. ahh..”

san meremas dua pipi pantat wooyoung dengan gemas, mengundang sang submissive untuk semakin meneriakan erangannya lebih keras.

bruk!

sang dominan mendorong tubuh si manis untuk kembali terlentang di atas kasur, tubuhnya ia condongkan untuk memberi kecupan-kecupan ringan pada seluruh permukaan wajah wooyoung.

pangutan bibir kembali tertaut, gerakan pinggul san yang menumbuk senggama hangat wooyoung kembali melaju, ia ingin mempercepat semuanya karena wooyoung terlihat kelelahan sekarang.

“eumh.. s-san.. shh, f-fast―akh!”

sesuai apa yang wooyoung inginkan, san mempercepat gerakannya, memporak-poranda area bawah wooyoung menyusul pelepasan mereka yang sebentar lagi akan datang.

ah, betapa san menyukai bagaimana wooyoung menyerukan namanya disetiap desah dan erangan lemah itu. wooyoung menjadi berlipat-lipat kali lebih manis ketika san mendengarnya memohon untuk semakin mempercepat gerakannya karena rasa nikmat yang membuatnya ketagihan.

ini kali kedua mereka melakukannya, tapi wooyoung sudah sepandai ini menggoda san untuk semakin merasa panas.

“s-san i-i wanna―angh!”

together, purple.”

tak lama setelah itu, keduanya mencapai putih masing-masing dengan saling meneriakkan nama satu sama lain.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

san tersenyum gemas melihat penampilan wooyoung saat ini. celana training kebesaran, hoodie kebesaran dengan kupluk dan talinya yang diikat menutupi kepala hingga hanya poni ungunya yang menyembul keluar. tak lupa raut merajuk lucu itu, bibir mencebik dan alis saling bertaut kesal.

wooyoung ingin san menerkamnya lagi atau bagaimana?

purple―”

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang