50

22K 2.2K 285
                                    

“kak seonghwa!”

songhwa menoleh, tersenyum lembut melihat kedatangan jongho yang kini berdiri di sampingnya dengan wajah cerah, berbeda dengan yeonsang yang memasang wajah lesu sambil mendudukkan diri pada kursi di depan meja makan.

kasihan, sepertinya tak bisa tidur semalam sedangkan jongho sudah tidur sejak mereka beres-beres halaman di samping villa.

“kak seonghwa masaknya sendirian aja? tumben gak dibantuin kak wooyoung.”

“engga, wooyoung nya lagi capek,” balas seonghwa sambil menyuapkan sesendok nasi goreng pada jongho untuk si bungsu cicipi.

“kak wooyoung capek kenapa, sih? capek makan, ya? semalem dia makannya banyak banget,” kata jongho sambil mengambil air minum di dekat rak piring.

seonghwa tak membalas, hanya tersenyum tipis menanggapi.

“bang hongjoong mana, kak?”

yunho yang baru datang bersama mingi yang juga terlihat lesu bertanya pada seonghwa.

“masih tidur, semalem gak bisa tidur kasian.”

si jeong itu mengerutkan keningnya bingung, lantas menatap wajah lesu mingi yang terlihat masih mengantuk dan juga wajah yeosang yang tak berbeda jauh keadaannya seperti mingi.

“yeosang lo gak bisa tidur ya semalen kaya mingi sama bang hongjoong?” tanya yunho.

“hm, ngantuk banget sekarang,” balas yeosang sambil menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan di atas meja.

“kalian kok pada gak bisa tidur? kenapa, sih?” tanya yunho.

mingi dan yeosang hanya menggeleng, yunho beralih menatap jongho.

si bungsu choi mengedikkan bahunya, “jangan tanya gue, kak, gue kan udah tidur abis makan.”

seonghwa yang melihat raut wajah adik-adiknya itu hanya mengulas senyum tipis sambil menggeleng-gelengkan kepala, dalam hati merasa kasihan.

kasihan pada mingi dan yeosang yang tak bisa tidur seperti kekasihnya, kasihan pula pada yunho dan jongho yang tak tahu apa-apa karena sudah tidur duluan.

seonghwa memindahkan panci berisi nasi goreng yang telah ia masak itu di tengah meja makan, tak lupa di alas dengan lap terlebih dahulu.

“kakak mau bangunin hongjoong, mingi tolong bangunin san sama wooyoung, ya, suruh makan.”

mingi mendengus, beranjak dari duduknya untuk melesat menuju kamar san dan wooyoung di atas.

sebenarnya ia masih kesal pada sepasang kekasih itu, karena kegiatan mereka semalam yang terus membising membuat mingi tak bisa tidur.

“ck, males banget kalo bukan disuruh kak hwa,” gumamnya sebal.

mingi mengulurkan tangannya kemudian mulai mengetuk-ngetuk pintu bercat cokelat di hadapannya.

“san! wooyoung! disuruh bangun sama kak hwa!”

tak ada sahutan balasan untuk mingi, kedua insan itu sepertinya masih terlelap di dalam.

mingi mendesah kesal, tak menyerah untuk mulai mengetuk pintu kamar itu kembali.

“woy buruan! bangun, jangan cuddle mulu di dalem!”

si lelaki song itu menaikkan intonasi suaranya, tapi lagi-lagi tak mendapat balasan dari sahutannya.

mingi mengerang kesal. oh, ayolah, dia tidak pandai dalam hal bersabar.

“masuk aja apa?” monolognya, “tapi kalo gue masuk ternyata lagi pada telanjang gimana?”

kruk~

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang