31

15.2K 2.3K 282
                                    

hongjoong menaruh gelas berisi minuman berkadar alkohol rendah yang sudah ia racik di hadapan san.

“lo sering banget ke sini,” katanya pada si sulung choi.

“bagus, bang. tempat kerja lo makin kaya.”

balasan san dibalas tawa kecil dari si surai pirang.

“iya tau, dasar orang kaya.”

hongjoong berjalan ke arah temannya, berbicara sesuatu, tak lama sebelum menghampiri san dan duduk di sampingnya.

“tumben kadarnya rendah?”

san mengangkat kepalanya setelah meneggak sedikit minuman yang hongjoong sajikan tadi.

“dimarahin pacar lo, bang. gara-gara sering hangover pagi-pagi,” jawab san.

hongjoong menggeleng-gelengkan kepalanya, “tiap hari lo ke sini, minumnya yang tinggi terus, rusak tuh badan lo lama-lama, udah tau seonghwa bawel.”

san mendelik, “lo juga kayaknya ketularan bawel kak seonghwa, bang,” katanya.

si surai pirang mengedikkan bahunya tak acuh, “mungkin? haha.”

si sulung choi mendecih lantas kembali menenggak minumannya. matanya ia edarkan ke arah lantai dansa yang dikerumuni sedikit banyaknya orang menari di sana.

ah, jadi ingat kali pertama bertemu.

“wooyoung apa kabar?”

san kembali mengalihkan perhatiannya pada hongjoong.

“kata bude, baik.”

hongjoong menganggukkan kepalanya, “udah berapa lama semenjak wooyoung pergi?” tanyanya.

“mungkin hampir sebulan? betah banget, ya, bang?”

san tertawa kecil setelah melontarkan kata itu. hongjoong hanya menatapnya dengan sedikit iba, san pasti merindukan wooyoung.

“jadi wooyoung itu gak mudah, san.”

hongjoong menenggak minumannya sampai tandas, lantas kembali menatap san.

“gue ngerasain apa yang dia rasain. ya, walau kalo gue liat ini lebih parah wooyoung.”

san mengerutkan keningnya, “lo juga?”

hongjoong berdeham sambil mengangguk, “sesekali orang tua gue berantem, masalah sepele. lo pikir kenapa gue milih buat siang kuliah malem kerja? gue males kalo udah denger mereka berantem. sama kaya wooyoung yang milih tinggal lama di apartnya, mungkin dia gak mau makin sakit.”

si lelaki kim itu menopang dagunya, “seonghwa bilang sama gue, wooyoung pernah cerita sama dia kalo dia milih netap di apartnya segitu lama karena ada lo,” katanya.

“dia gak ngerasa kesepian, apalagi yang lain sering main. kalo di rumah, dia gak mau bawa temennya main ke rumah, dia malu.”

san terdiam sambil menatap ke dalam gelas yang masih menyisakan setengah dari minumannya.

banyak hal yang saat ini dia pikirkan, dan itu semua karena wooyoung tak lagi di sampingnya.

wooyoung tak mau melihat kedua orang tuanya, pun tak mau melihat san pula. karena itu, wooyoung memilih pergi dan tak ingin berada dalam radius dekat bersama ketiga orang yang enggan dilihatnya itu.

san sempat frustasi ketika mendengar kabar kepergian wooyoung, dia bahkan belum sempat meminta maaf pada wooyoung.

tapi, seonghwa terus menyakinkannya bahwa wooyoung akan kembali, wooyoung hanya ingin menenangkan diri.

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang