09

31K 3.5K 537
                                    

“eum.. san?”

pergerakan tangan san yang hendak menekankan password untuk membuka pintu apartemennya itu terhenti ketika wooyoung memanggilnya.

ah, ngomong-ngomong mereka sudah pulang setelah acara berakhir. san menumpang pada motor wooyoung mengingat mobilnya ada di basement apartemen.

bagaiman bisa mobil san ditinggal?

tentu saja di choi itu meminta jemput pada adiknya, jongho, dengan alasan malas membawa kendaraan.

kembali ke cerita.

san berbalik, menatap wooyoung yang berdiri di depan pintu apartemen milik si surai ungu itu.

ingat, kan? pintu apartemen mereka berdepanan.

“gue mau minum, lo mau ikut?”

san mengerutkan keningnya. ada angin apa wooyoung menawarinya minum bersama?

“gue pengen ditemenin. tapi kalo lo gak mau juga gak―”

“mau, kok.”

san mengulas senyum, “tapi gue ganti baju dulu, ya.”

wooyoung sendiri mengangguk antusias, “gue juga.”

keduanya masuk ke dalam apartemen masing-masing, membersihkan diri terlebih dahulu sekalian berganti pakaian dengan yang lebih santai.

setelah selesai dengan urusannya, san pergi keluar untuk memencet bel apartemen wooyoung.

tak membutuhkan waktu lama untuk menunggu, sang pemilik telah ada di hadapannya, membukakan pintu kemudian mempersilahkan san masuk.

di ruang tamu, sudah tersedia dua botol wine dan cemilan juga dua gelas kosong di atas meja.

ah, wooyoung benar-benar mempersiapkannya.

“duduk, san.”

san mengangguk, mendudukan dirinya di atas sofa, di samping wooyoung yang sedang menuangkan wine ke dalam gelas.

“tumben banget mau ditemenin, ada apa?” tanya san, mulai menenggak minuman yang wooyoung sajikan.

“cuma mau ada yang nemenin,” balas si surai ungu.

san sendiri hanya mengedikkan bahunya tak acuh, lantas kembali meminum minumannya.

ini sungguh baik, wooyoung menawarinya minum secara cuma-cuma, san tak perlu pergi ke bar untuk membeli minuman dan melihat kekacauan pengunjung bar seperti biasa.

“tadi lo keren.”

san menoleh padanya, lantas tersenyum sumringah.

“gue seneng kalo lo seneng.”

wooyoung terkekeh, “ya, gue seneng. makasih banyak, buat semangatnya.”

san menuangkan wine ke dalam gelasnya yang sudah tandas untuk melanjutkan minumnya, punggungnya ia sandarkan pada kepala sofa yang empuk.

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang