13

23.2K 3K 590
                                    

sudah tiga hari berlalu semenjak kejadian.. ekhem.. tidur bersama san. wooyoung sudah bisa beraktifitas setelah absen kuliah selama tiga hari.

hari ini kelas wooyoung sudah selesai, ia sedang duduk di kantin sambil menikmati teh tarik favoritnya, sendirian.

wooyoung sedang menunggu san ngomong-ngomong.

iya, karena masih merasa harus bertanggung jawab atas semua yang dilakukan, san memaksa wooyoung untuk ikut pergi bersamanya dan melarang si surai ungu itu membawa motornya.

“panas banget sialan.”

ya, siapa suruh menggunakan baju turtle neck di cuaca sepanas ini?

sebenarnya bisa saja wooyoung menutupi hickey yang masih membekas di lehernya itu dengan foundation atau apalah. tapi karena takut akan luntur, wooyoung memilih mengenakan baju yang terasa begitu panas itu.

wooyoung kembali menyeruput teh tariknya dengan rakus, dia benar-benar kepanasan.

“lama banget sih si choi itu, bangsat.”

si lelaki jung meruntuk, meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja, berniat menguubungi san.

ah, mereka berdua sudah bertukar kontak ponsel. kalau kata san, jaga-jaga jika saja wooyoung ingin meminta bantuan.

“wooyoung.”

jari wooyoung baru saja akan mengetikkan sesuatu di kolom pesan, sebelum sebuah suara mengintrupsinya untuk berhenti, lantas ia menengadahkan kepalanya.

air wajah wooyoung berubah tak senang melihat sosok wanita dengan surai cokelat itu ada di hadapannya.

kim chaewon, mantan kekasihnya.

“apa?”

wooyoung membuang pandangannya dari wajah cantik yang jujur saja wooyoung masih menyimpan rasa yang besar padanya.

menyebalkan sekali, dia sudah sakit dan kecewa, tapi tetap saja menyimpan rasa.

“aku mau bicara,” kata chaewon, sambil mendudukkan dirinya di depan wooyoung.

“tinggal ngomong,” balas wooyoung.

helaan napas terdengar dari si cantik di hadapannya.

“aku minta maaf.”

wooyoung kembali menujukan pandangannya pada wajah chaewon, masih dengan mempertahankan wajah datarnya.

“aku salah, di sini aku salah. aku berpaling dari kamu. aku.. minta maaf.”

si lelaki jung bertopang dagu ketika mendengar tutur kata kekasih―atau mantan kekasih? entahlah, belum ada kata putus dari masing-masing pihak.

“kamu cinta changbin?” tanya wooyoung.

“tapi aku masih cinta kamu,” seru chaewon.

wooyoung terkekeh, sedikit sarkas.

“tapi cinta changbin, kan?”

chaewon terdiam, wooyoung sudah cukup mengerti, tak perlu ada jawaban terlontar untuknya pun ia sudah paham.

jadi ini balasannya, setelah satu tahun menjalin hubungan?

tidak heran, hidup jung wooyoung memang menyedihkan.

“aku gak bisa lagi jalin hubungan kalau cintanya udah dibagi, cha.”

“tapi, woo―”

“engga, cha.”

wooyoung menggeleng, menatap chaewon dengan tegas.

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang