wooyoung berjalan tergesa, dengan kaus tipisnya yang sedikit terkena keringat tubuh juga raut lelahnya yang terlihat sangat kentara tertoreh di wajah manisnya.
sambil membawa papan jalan dan name tag panitia yang dijinjing tanpa dikalungkan, ia berjalan ke arah belakang panggung.
“katanya lampu sorot ada yang rusak?” tanya wooyoung pada salah satu orang di sana.
sementara yang ditanya mengangguk sendu, “udah coba dibenerin?” tanya wooyoung lagi.
“tadi udah minta hangyul yang benerin, tapi katanya gak bisa, lampunya mati total.”
wooyoung mendesah kesal, “kenapa anak properti gak cek dulu, sih? sekarang gimana?”
“anak properti lagi tuker ke tempat sewanya, woo. mereka udah pergi―”
“barusan?”
wooyoung memotong dan temannya itu hanya mengangguk.
si manis jung beralih melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.
pukul 04.15 dini hari.
“apa keburu, yohan?”
lelaki berwajah kelinci itu mengangguk, “lo tenang dulu, kita masih punya banyak waktu, woo,” katanya.
“gue gak mau cuma karena kita punya banyak waktu semua leha-leha, lo liat dekorasi panggung belum ada sampe tiga puluh persen. mana yang belum dipasang? gue bantuin.”
wooyoung baru akan menghampiri beberapa temannya yang sedang mengurus dekorasi panggung tertahan oleh tangan yohan yang menarik bahunya.
“gak usah, masih banyak anggota yang bisa bantu beres-beres. lo istirahat aja.”
“gue gak bisa diem kalo semuanya masih belum seratus persen selesai, han.”
“wooyoung.”
si manis jung itu menoleh ke arah sosok yeonjun yang berjalan menghampirinya dan yohan.
“tidur, gih. dari kemaren lo sibuk ngurusin ini itu, semaleman juga lo ngurusin administrasi gak kelar-kelar padahal bukan sepenuhnya kerjaan lo juga. hampir 24 jam lo belum tidur,” seru yeonjun.
“gak usah, nanggung. tidurnya nanti aja kalo acara ini udah selesai, gue gak tenang.”
wooyoung melewati yeonjun dan yohan yang menatapnya dengan lelah.
“bener kata san, makin keras aja,” gumam yohan.
yeonjun menoleh, “san udah bangun belum jam segini?”
yohan mengedikkan bahu, “tapi harusnya udah, dia sama bandnya kan guest star malem nanti. harusnya pagi ini mereka latihan.”
yeonjun mengangguk, sambil meraih ponselnya dan mengetikkan sesuatu di sana ia berjalan bersama yohan menghampiri wooyoung yang membantu anggota pengurus dekorasi.
“pak ketu duduk aja, ngapain, sih, bantu-bantu segala? mukanya capek banget, tuh,” seru seorang wanita berambut ungu yang saat itu sedang mengikatkan tali pada spanduk bekas yang besar di atas permukaan lapangan kampus.
sementara wooyoung hanya menggeleng, mengambil ujung tali yang telah diikatkan wanita itu untuk kemudian ia pasang pada sisi lapangan.
“yang ngurus aula siapa, yena?” tanya wooyoung.
“ada kak minho yang koordinasi, sisanya anak-anak yang udah beres kerjaannya bantuin di sana biar cepet selesai.”
wooyoung mengangguk, tangannya dengan sibuk mengikatkan tali pada tiang sekuat mungkin lantas menghela napas setelah berhasil melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
gonbae, woosan.✔
Fanfiction🔞건배하자 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐚 𝐭𝐡𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫. ―dom san! sub wooyoung! ―harsh word! ―written in lowercase.