san membuka pintu kamar mandinya, berjalan keluar sambil mengusak rambut basahnya dengan handuk.
langkah kaki san tertuju ke arah dapur, memeriksa apakah ada yang bisa dimakan pagi ini karena dia sangat lapar.
tapi, tak ada makanan lain selain mie instan yang ada di dalam kulkas. san mendengus malas, seharusnya ia memesan makanan sedari tadi sebelum ia pergi mandi.
kalau begini apa boleh buat?
mie lagi.
ting tong!
baru saja tangannya hendak meraih bungkus mie instan, suara bel yang menggema di dalam apartemennya menghentikan kegiatannya.
san menutup kembali pintu kulkas sebelum berjalan menuju pintu depan.
tanpa melihat siapa yang datang lewat screen intercom terlebih dahulu, san langsung membuka pintu.
keningnya menyernyit keheranan ketika mendapati wooyoung berdiri di depan pintu apartemennya masih dengan menggunakan piama satin berwarna navy yang melekat sedikit kebesaran di tubuhnya.
“iya, kenapa?”
“udah makan?” tanya wooyoung, sedikit canggung.
san menggeleng, “baru mau masak mie,” balasnya.
“jangan makan mie pagi-pagi, gak baik.”
san memiringkan kepalanya setelah mendengar ucapan itu terlontar dari mulut wooyoung.
“gue gak punya apa-apa selain mie instan.”
wooyoung menunduk, menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.
“kemarin gue sama kak seonghwa belanja buat isi kulkas.”
kedua alis san terangkat begitu mendengarnya.
“oh? bagus kalo gitu.”
perlahan, wooyoung kembali mengangkat kepalanya, menengadah untuk menatap san.
“pagi ini gue masak, mau makan bareng? gue masak kebanyakan.”
hening sebentar, san mengedip-ngedipkan matanya beberapa detik, sebelum akhirnya tertawa kecil.
jadi kedatangan wooyoung ke sini untuk mengajaknya makan?
terlalu banyak basa-basi tapi tak dipungkiri juga terlihat menggemaskan ketika melihat betapa canggung dan kakunya raut wajah wooyoung.
“masak apa?” tanya san.
“nasi goreng aja, sih. sama omelette.”
san tersenyum cerah, ia menutup pintu apartemennya sebelum menarik lengan wooyoung.
“yuk, udah laper nih!”
wooyoung mengangguk. keduanya pergi ke dalam apartemen wooyoung yang jaraknya hanya beberapa langkah dari apartemen san.
aroma makanan yang cukup lezat menguar saat san memasuki area dapur apartemen wooyoung. keningnya menyernyit ketika sepasang matanya mendapati dua piring nasi goreng dan dua piring omelette di atas meja makan.
wooyoung benar-benar kelebihan memasak, atau memang sengaja memasak untuk san sebenarnya? porsinya terlihat sangat pas.
“duduk, san.”
san menurut, duduk di depan meja makan sementara wooyoung menyiapkan sesuatu.
“mau susu?” tanya wooyoung.
san tersenyum, “boleh. gak mungkin pagi-pagi minum bir, kan?” candanya.
wooyoung terkekeh, ia membawa dua gelas kosong dan satu kotak besar susu di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
gonbae, woosan.✔
Fanfiction🔞건배하자 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐚 𝐭𝐡𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫. ―dom san! sub wooyoung! ―harsh word! ―written in lowercase.