05

24.8K 3.6K 349
                                    

yunho menenggak minumannya sedikit, setelah itu menoleh untuk melihat keadaan sang sahabat di sampingnya.

ia benci sekali melihat keadaan wooyoung yang kacau seperti sekarang ini. menangis, tertawa, menangis lagi, tertawa lagi, layaknya orang sinting.

“salah gue apa sih, yun?”

si surai ungu itu kembali merakau, melontarkan kata-kata sebagai orang yang menyedihkan.

“semesta kaya gak mau banget liat gue bahagia.”

wooyoung memandang gelas alkoholnya dengan sendu, kemudian menenggaknya.

“umur gue udah 21, tapi selama itu gue gak pernah ngerasa hidup bahagia.”

dari raut sendu dan bibir melengkung, kini berganti dengan hiasan cengiran lebar yang justru membuat wooyoung terlihat seperti orang idiot.

“pengen mati.”

“stop, woo.”

yunho merebut gelas di tangan wooyoung, menatap sahabat mungilnya itu dengan tajam.

“lo mabuk, udah.”

bibir wooyoung melengkung ke bawah, ia hendak meraih gelas miliknya dari tangan yunho, tapi sahabat jangkungnya itu dengan gesit menghindarinya.

sret!

seseorang merebut gelas wooyoung dari tangan yunho, membuat dua lelaki itu menoleh pada sosok yang kini terlihat sedang menenggak isi gelas wooyoung sampai tandas.

itu mingi, bersama san di belakangnya.

“oh, udah dateng?”

mingi mengangguki seruan yunho, lantas duduk di samping kekasihnya itu.

“kenapa lagi?” bisik mingi pada yunho.

“biasa, emang apa lagi?”

tatapan sendu mingi arahkan pada wooyoung yang kini terlihat sedang menelungkupkan wajahnya pada lipatan kedua tangannya.

“hey, purple.”

wooyoung memiringkan kepalanya untuk menatap san yang mengambil duduk di sampingnya.

“oh, halo lagi, choi.”

si surai ungu itu tersenyum lebar melihat kedatangan sosok yang baru dikenalnya itu.

“lo kacau banget,” kata san.

wooyoung hanya tertawa kecil mendengarnya.

“kak joong, kasih gue gelas, dong. punya gue diambil yunho.”

setelah permintaannya dituruti, wooyoung kembali menuangkan wine miliknya ke dalam gelas, lantas kembali meneguknya dalam sekali tenggak.

“masalah, lagi?”

wooyoung hanya mengangguk malas ketika san bertanya.

“secinta itu lo sama si cantik sampai kaya gini?”

si jung menopang dagu, kembali meneguk minumannya.

“kalo lo tanya gue secinta itu sama dia, iya. tapi kali ini bukan tentang dia,” wooyoung menjeda ucapannya dengan tawa kecut. “dia cuma partikel kecil dari masalah hidup gue.”

san menatap wooyoung dengan serius hingga alisnya saling bertaut dan keningnya mengkerut.

“terus, apa masalah lo?”

wooyoung menggeleng, kembali menelungkupkan wajahnya pada lipatan kedua tangannya.

kepala wooyoung pusing, sangat pusing, mungkin karena terlalu banyak minum hingga sempat ia lihat san terlihat ada banyak di matanya ketika ia masih menatap lelaki itu.

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang