21

19.4K 2.6K 320
                                    

“kak hwa?”

seonghwa menoleh ke belakang, lantas tersenyum ketika mendapati wooyoung dengan wajah mengantuknya berdiri di ambang pintu dapur.

sambil mengucek matanya, wooyoung berjalan menghampiri seonghwa yang sedang sibuk berkutat dengan bahan-bahan untuk dimasak.

“mau bantuin kakak,” kata wooyoung.

“cuci muka dulu sana. pake sabun, ya.”

wooyoung mengangguk, lantas pergi menuju kamar mandi, melakukan hal yang seonghwa perintahkan untuknya.

setelah selesai mencuci mukanya, wooyoung kembali lagi ke dapur, meraih apron yang tergeletak di atas meja kemudian memakainya.

“semalem siapa yang pindahin aku ke kasur, kak?” tanya wooyoung yang sekarang tengah sibuk memotong sayuran di depan meja makan.

“oh, itu san.”

seonghwa menghampiri wooyoung sambil membawa wadah berisi daging ayam segar, lantas duduk di samping si adik kesayangannya.

“bukannya bangunin aku,” seru wooyoung.

“kamu semalem tidurnya nyenyak banget, yang bangun cuma san doang,” balas yang lebih tua sambil mulai memotong daging di atas talenan.

“kirain kenapa kalian tiba-tiba diem aja, ternyata pada ketiduran.”

seonghwa menoleh pada wooyoung sambil tersenyum, “gemes banget kalian tidurnya.”

wooyoung merespon dengan kekehan kecil, tak lupa rona merah samar yang muncul menghiasi pipinya.

“oh, iya, woo.”

si jung menoleh pada seonghwa, berdeham sambil mengangkat kedua alisnya.

“gimana sama san?” tanya seonghwa.

“gak gimana gimana, kok, kak.”

“san nya baik gak sama kamu?”

wooyoung mengangguk, “baik banget. ya, walau kadang ada nyebelinnya juga.”

si ungu itu mencebikkan bibirnya dengan sebal, “anaknya nyosor mulu,” tambahnya.

“berapa kali hs kalian?”

wooyong tersedak ludahnya sendiri ketika seonghwa melontarkan pertanyaan mengejutkan itu, matanya membulat sambil menatap sang kakak di sampingnya.

“apa sih, kak? kok nanya gitu?” protesnya.

“katanya san sering nyosor?” dengan santainya seonghwa bertanya.

“ya.. gak sampe hs juga, kak.”

seiring kepala wooyoung yang menunduk, suaranya beringsut mencicit kecil, membuat seonghwa di sampingnya merasa sangat gemas.

“semenjak deket sama san, kamu agak cerahan, dek. jadi gak terlalu apatis banget.”

tangan seonghwa yang bersih terulur untuk mengusak surai ungu lembut milik yang lebih muda.

“kakak seneng,” lanjut seonghwa, tanpa melunturkan senyumnya untuk sang adik.

“a-aku juga seneng kenal... san.”

seonghwa terkekeh mendengar suara kecil dengan nada malu-malu itu.

“udah move on, nih, ceritanya?”

“mungkin?”

yang lebih tua menghela napas lega, “san juga kayaknya udah lama move on ke kamu,” katanya.

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang