56

13.3K 1.9K 316
                                    

tubuh wooyoung membeku di depan pintu, matanya membola melihat siapa yang ada di depan pintu apartemennya.

ia bingung harus bereaksi seperti apa selain rasa terkejut yang menguasai dirinya saat ini. dia juga tidak mengerti apa yang harus dilakukannya dengan dua orang di hadapannya sekarang.

“kita berdua gak disuruh masuk?”

sekali lagi wooyoung diam, tak menyerukan apapun untuk membalas seruan sosok di depannya.

“wooyoung, siapa―oh?”

san datang dari arah belakang wooyoung, kedua alisnya terangkat menatap dua sosok di depan pintu apartemen kekasihnya.

ayah dan bunda wooyoung.

melihat tak ada pergerakan dari wooyoung, san menarik bahu kekasihnya itu, sedikit memberikan akses jalan pintu.

“halo, om, tante. ayo masuk!”

san juga sama terkejutnya, tapi sebisa mungkin ia tak diam dan memilih untuk menarik wooyoung yang menghalangi pintu, mempersilahkan kedua orang itu masuk ke dalam.

“san..”

wooyoung menggenggam tangan san dengan kedua tangannya, mendongak menatap wajah sang kekasih dengan raut cemas.

“kenapa? mereka berdua orang tua kamu, gak usah takut.”

san mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala wooyoung.

“mereka kayaknya mau ngobrol, mau aku temenin?”

wooyoung merespon dengan anggukan cepat, ia menarik san untuk masuk ke dalam, menghampiri kedua orang tuanya yang telah mengisi sofa ruang tamu.

“a-aku mau buat minum dulu―”

“gak usah, wooyoung.”

si manis itu baru akan melangkah sebelum tangan sang bunda menahannya.

“duduk aja dulu.”

san berbisik, sementara wooyoung mengangguk, mengambil duduk di sofa kosong bersama san, di hadapan kedua orang tuanya.

“pagi om, tante.”

si lelaki choi menyapa dengan senyum yang amat ramah, melupakan hal dulu ketika ia pernah berhadapan sengit dengan kedua orang tua di hadapannya.

wooyoung sendiri hanya membuang muka ketika mendengar kedua orang tuanya membalas sapaan san, dia tak tahu harus berbicara apa.

“om sama tante udah sehat?” tanya san.

ini sudah dua bulan lebih setelah kecelakaan yang menimpa kedua orang tua itu, mereka sudah terlihat sangat baik sekarang.

“udah, nak,” balas pria tua di hadapannya.

“ada hal apa om sama tante ke sini?” tanya san sesopan mungkin.

bunda wooyoung tersenyum, “tentunya mau ketemu sama anak kami.”

wooyoung mendecih tanpa sengaja, reflek, dan kedua orang tuanya menyadari itu, mereka hanya tersenyum maklum.

“ayah sama bunda kenapa bisa tau apartku?” tanya wooyoung tanpa menoleh sedikitpun.

“oh, jadi bener kamu punya apart? ayah kira ini apart temen kam―”

“pacar.”

si manis jung itu menatap ayahnya sementara tangannya meraih tangan san untuk ia genggam.

“dia pacar aku.”

kedua orang tuanya terlihat sedikit terkejut, hanya sedikit sebelum senyum kembali terulas.

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang