35

16.7K 2.4K 541
                                    

san memasukkan beberapa cemilan ke dalam keranjang yang dibawanya, cukup banyak mengingat yang membutuhkannya juga banyak.

menyebalkan sekali, kenapa harus dia yang berkorban berbelanja ke mini market yang bahkan cukup jauh jaraknya dari rumah bude.

untungnya, wooyoung ikut menemaninya, rasa kesalnya sedikit reda, rasa rindunya juga cukup terobati dengan membicarakan banyak hal bersama wooyoung hari ini.

sudah cukup lama dan tipe obrolan mereka masih sama, mengalir tanpa ada kata henti tentang topik yang dibicarakan. mungkin, obrolan mereka tak akan pernah berhenti ketika keduanya masuk ke dalam mini market dan berpisah untuk mencari apa yang perlu dibeli.

“san!”

kepala si sulung choi itu menoleh ketika suara khas wooyoung memanggilnya dari arah box ice cream di pojok mini market.

sambil berjalan menghampiri si mungil, san tersenyum melihat wooyoung yang terus memperhatikan isi box ice cream itu dengan serius.

“kenapa?” tanya san saat telah berdiri di samping wooyoung.

tak langsung menjawab, wooyoung menunjuk sticker dengan tulisan dan gambar ice cream di sana.

buy 2 get 1, san.”

san refleks tertawa mendengar seruan wooyoung dengan binar mata penuh semangat itu.

“kamu mau beli banyak juga silahkan aja, aku yang bayar. gak perlu beli diskonan.”

wooyoung menoleh ke arah san sambil memasang raut sebal dengan kening mengkerutnya.

okay, sejak kapan wooyoung pintar bertingkah menggemaskan seperti ini?

kalau diingat-ingat saat kembali menemui wooyoung setelah cukup lama, anak itu ternyata bukan hanya berubah dari sisi penampilannya saja, sikapnya juga.

dulu, wooyoung dingin sekali, galak, bahkan mulutnya kerap kali melontarkan kata kasar. dulu sangat benci diperlakukan gemas oleh san, juga benci dikatai lucu.

tapi sekarang benar-benar berbeda, wooyoung semakin lembut dan lucu.

apa mungkin pengaruh tinggal bersama bude?

wanita tua itu sangat lembut dan baik hati, mungkin tertular pada wooyoung.

“aku gak mau makan es krim banyak-banyak. lagian kita harus hemat tau!”

wooyoung membuka tutup box ice cream di depannya, mengambil tiga ice cream yang persis seperti apa yang ada di gambar sticker diskon besar di atas tutup box dingin itu.

san mengangkat sebelah alisnya ketika wooyoung menghadapnya untuk menaruh tiga ice cream itu di dalam keranjang belanjaan yang ada di tangan san.

“sejak kapan kamu belajar hemat? perasaan dulu sering hamburin uang buat mabok ke bar atau beli wine sama bir,” tanya san dengan sedikit nada mencibir.

wooyoung cemberut lantas merebut keranjang di tangan san ke dalam pegangannya.

“kata bude, mau kaya mau miskin tetep harus hemat biar gak nyesel pas lagi gak punya uang,” ucapnya kemudian melenggang pergi menuju kasir.

di belakang, san tak bisa untuk menahan senyumnya setelah mendengar seruan dengan nada rewel dari mulut wooyoung itu.

ah, san harus banyak berterima kasih pada bude, wooyoung menjadi jauh lebih manis.

“mbak, ini masih diskon, kan?”

wooyoung menunjuk tiga ice cream yang tergeletak di depan meja kasir, sementara wanita yang berjaga sebagai kasir itu tersenyum sambil mengangguk, terkekeh kecil melihat wajah bahagia wooyoung yang masih sibuk mengeluarkan belanjaannya dari dalam keranjang.

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang