wajah manis itu merengut kesal, kedua tangannya bersedekap dada, berdiri sambil memperhatikan kerumunan di hadapannya.
padahal awalnya, niat mereka ingin ke kantin bersama setelah san dan anggota sunrise selesai tampil sebagai guest star di salah satu acara fakultas di lapangan kampus.
niat hanya berujung niat, saat di perjalanan menuju kantin, wooyoung bersama anggota sunrise dihadang oleh segerombolan wanita yang berebut ingin berfoto bersama sunrise.
dan terjadilah hal ini. awalnya hanya sedikit dari mereka yang meminta foto, namun, sedikit demi sedikit mereka yang tadi menonton penampilan sunrise makin berdatangan, meminta giliran berfoto sampai mereka melupakan eksistensi wooyoung yang sudah terdorong-dorong jauh dan akhirnya memilih menjauh dari mereka.
kalau boleh jujur, wooyoung sudah lapar sekali, sangat lapar bahkan. tapi ia tetap harus menunggu mereka apalagi san, ia tahu si choi itu juga belum makan.
menunggu membuat wooyoung bosan, akhirnya ia memilih untuk menghampiri kerumunan tersebut.
“permisi, gue mau minjem mereka bentar bisa ga?”
bahkan badannya yang sedikit kecil dengan beraninya menerobos kerumunan banyak itu.
“hey, denger gak sih?” wooyoung mulai kesal, lagi.
“minggir dulu, mereka tuh sibuk, pergi sana!”
apa-apaan?
wooyoung diusir?
“heh! orang-orang yang lagi kalian kerumunin itu belum makan! mau ngasih makan emang? engga, kan?”
“dih, apa sih ni bocah, sok tau banget soal kakak-kakak sunrise.”
kening wooyoung mengkerut tak suka mendengar seruan salah satu wanita di hadapannya.
“bukannya sok tau! mereka emang belum makan. gue juga kalo mereka udah ngisi perut, gue gak mau nungguin gini, ya!” sungut wooyoung dengan nada suara yang dinaikkan, masa bodo dengan wanita yang ia gertak dengan emosi.
“eh, lo kalo mau makan pergi sono! jangan pake alesan mereka belum makan segala! caper banget!”
caper?
tolong, wooyoung benar-benar tidak pandai dalam hal bersabar dan perkataan tadi sangat menyinggungnya.
caper dalam bentuk apa? mereka semua―sunrise―teman-temannya.
wooyoung mendengus kesal, “anjing, lah!”
setelah mengumpat dengan pelan―iya pelan, karena masih menghargai perasaan wanita―wooyoung lekas beranjak dengan perasaan kesal dari sana.
kesal, wooyoung benar-benar kesal. padahal, sebelumnya ia sama sekali belum menyentuh makanan karena terlalu sibuk mengerjakan tugasnya di gazebo kampus sore ini. tapi karena tahu san akan tampil, ia melupakan makannya dan menunda sebentar tugasnya demi si choi dan teman-temannya yang lain itu.
tahu akan jadi seperti ini lebih baik wooyoung tak menunggu dan pergi makan lebih dulu.
bersamaan dengan adu adu mulut singkat dan perginya wooyoung, san tertarik atensinya untuk menoleh, hendak menahan wooyoung tapi kerumunan di sekitarnya menghalangi akses jalan hingga ia tak sempat dan wooyoung sudah hilang dari pandangannya.
wajah wooyoung terlihat kesal saat itu dan san mulai merasa tak enak, karena dia yang menyuruh wooyoung untuk menontonya.
dengan sedikit usaha, ia berjalan menghampiri beberapa wanita yang tadi beradu mulut dengan wooyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
gonbae, woosan.✔
Fanfiction🔞건배하자 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐚 𝐭𝐡𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫. ―dom san! sub wooyoung! ―harsh word! ―written in lowercase.