karena wooyoung sudah sangat kelaparan dan tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk memasak atau menunggu makin lama lagi ketika san menawarkan delivery, akhirnya sepasang kekasih itu memilih mencari kedai makan terdekat dari apartemen keduanya.
“gue yang punya motor, jadi gue yang bawa!”
ya, dan waktu akan semakin lama karena kini keduanya sibuk berseteru tentang siapa yang akan mengendarai kendaraan beroda dua itu.
wooyoung ingin naik motor malam ini, katanya ingin menikmati angin malam dan ingin agar lebih cepat saja dengan motor besar berwarna hitam milik wooyoung.
“gak, gue gak mau diboncengin lo!” tukas san.
“gue juga gak mau, lo bawa motornya lelet tiap sama gue!” balas wooyoung.
“ya biar selamet, lah! emang lo mau kenapa-napa di jalan?”
“halah, itu mah biar lo bisa lama-lama aja kan sama gue? please, san, gue lagi laper, pengen cepet makan.”
san mendengus kesal, “gue tau lo laper, jadi mending gue yang bawa dari pada lo lemes di jalan. bahaya.”
“engga, gue kuat―aduh!”
wooyoung memegangi kepalanya, pusing, sepertinya karena keadaan perutnya yang kosong.
hal itu tak lepas dari pandangan san, dia sedikit membungkuk untuk melihat wajah sang kekasih.
“pusing?”
wooyoung hanya mengangguk sebagai jawaban.
“lo belom makan dari pagi, ini udah mau jam tujuh malem. gue yang bawa motor!”
“tapi―”
terlambat, san sudah merebut kunci motor yang sedari tadi wooyoung genggam dengan erat, mengambil salah satu helm di atas motor hitam itu kemudian memasangkannya pada kepala wooyoung, tak lupa mengaitkan talinya.
wooyoung mengalah pada akhirnya ketika san sudah menghidupkan mesin motornya, lantas ia naik ke atas boncengan di belakang.
bunyi berisik yang berasal dari knalpot motor wooyoung membising di jalan ketika san mengendarainya keluar dari basement. si sulung choi itu melirik wooyoung yang memasang wajah lemas di belakangnya.
kasihan sekali, dia kelaparan.
“mau makan apa?”
“hah?!”
san memutarkan bola matanya dengan malas.
“mau makan apa?!”
dia meninggikan suaranya, dan wooyoung masih memasang wajah kebingungan di belakang dengan kening mengkerut.
“ngomong apa sih?!”
san menghela napas sabar, ingatkan dia setelah ini untuk membawa motor wooyoung ke bengkel dan mengganti knalpotnya.
“makan seafood mau gak?!”
dapat san lihat raut kesal menggemaskan wooyoung lewat kaca spion, anak itu sepertinya kesal karena tak berhasil menangkap suara san.
“IYA AJALAH! GAK KEDENGERAN.”
san meringis mendengar suara tinggi yang keluar dari mulut kekasihnya. benar-benar, padahal wooyoung sedang lapar dan masih dapat mengeluarkan tenaganya untuk suara senyaring itu.
mengabaikan wooyoung yang menggerutu di belakang, san memilih untuk melajukan motornya dengan cepat, tak terlalu lama menghabiskan waktu di jalan, kini motor hitam itu berhenti di depan sebuah kedai makanan dengan gambar berbagai hewan laut di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
gonbae, woosan.✔
Fanfiction🔞건배하자 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐚 𝐭𝐡𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫. ―dom san! sub wooyoung! ―harsh word! ―written in lowercase.