27

25.2K 2.5K 401
                                    

📩kingkong mingi
|woo
|san sakit
|gak mau pulang
|bujuk sini, ke perpus fisip
16.32





wooyoung menghela napas setelah membaca isi pesan mingi yang baru saja masuk beberapa detik yang lalu.

setelah membalas pesan dari temannya itu, wooyoung meraih ranselnya lantas beranjak keluar dari dalam kelasnya.

tak membutuhkan waktu lama bagi wooyoung untuk berjalan sekali menaiki tangga, dirinya kini sudah berdiri di depan pintu dengan papan nama bertuliskan 'perpustakaan' di atasnya.

wooyoung menggeser pintu itu agar terbuka kemudian melesat masuk ke dalam. matanya ia edarkan ke segala arah, mencari keberadaan dua sosok yang menjadi alasan tujuannya kemari.

san dan mingi ia temukan duduk di pojok perpustakaan, tungkai kakinya lekas melesat menghampiri kedua lelaki itu.

atensi wooyoung langsung tertuju pada san yang kini sedang menelungkupkan wajahnya pada dua lipatan tangan di atas meja.

wooyoung mengambil duduk pada spot kosong di samping san, tangannya terulur untuk menepuk-nepuk kepala tertutup tudung hoodie hitam itu.

“hey..”

selang beberapa detik setelah wooyoung memanggil san dengan lembut, sang empu mengangkat kepalanya, matanya sedikit membulat ketika menangkap sosok wooyoung di sampingnya.

san melirikkan matanya ke arah mingi yang duduk di hadapannya, menatap temannya itu dengan sebal karena pasti dia yang menyuruh wooyoung kemari.

baru saja san hendak menyuarakan protes kecilnya pada mingi, sentuhan telapak tangan ia rasakan di atas keningnya. reflek, san kembali beralih menatap wooyoung.

“lo demam, san. sekarang percaya kan sama gue?”

ya, wooyoung sudah menduga sedari pagi saat san mengeluh kepalanya pusing namun menampik ucapan wooyoung tentang kesehatan dirinya yang sepertinya menurun.

dan benar apa yang wooyoung duga, san benar-benar sakit. bukan sakit kepala biasa karena kurang tidur dan lain sebagainya.

ini semua karena kemarin malam si sulung choi itu keramas malam-malam dan langsung tidur tanpa mengeringkan rambutnya. padahal, wooyoung sudah sering mengingatkan untuk mengurangi mandi malam dan mengeringkan rambut terlebih dahulu sebelum tidur.

“pulang, yuk?”

san menggeleng, “masih ada satu mata kuliah lag―”

“masih banyak hari buat lo ikut di kelas lain, nanti. jadi, ayo pulang sebelum gue marah sama lo yang keras kepala ini.”

wooyoung berbicara dengan intonasi tak ingin dibantah, meski begitu tetap ia lontarkan selembut mungkin sambil mengusap kepala san.

mana mungkin wooyoung memarahi san yang sakit ini?

walau ini karena kecerobohan san, wooyoung tak setega itu untuk membuat san semakin merasa pusing dengan omelannya.

“yaudah.”

mingi menganga melihat sebegitu mudahnya wooyoung mengajak san, tanpa membujuk dengan keras dan berceloteh panjang.

ini antara ucapan wooyoung yang dilontarkan tadi sedikit menyeramkan, atau san yang pada dasarnya budak cinta lelaki jung itu.

“min, duluan, ya.”

mingi mengangguk sambil memperhatikan wooyoung yang menggandeng tangan san, menuntunnya untuk beranjak, setelah itu melesat pergi dari sana.

gonbae, woosan.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang